KULON PROGO, KOMPAS.com - Pemerintah dan Kepolisian Resor Kulon Progo menutup Jembatan Duwet di Pedukuhan Duwet II, Kalurahan Banjarharjo, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mereka memasang separator oranye menghalangi jalan masuk ke jembatan, menarik garis polisi, lalu membentangkan spanduk dengan tulisan: Ditutup Sementara.
Penutupan dilakukan pada kedua sisi jembatan. "Jembatan ditutup mulai pukul 10.00 WIB. Ditutup sambil menunggu (rekomendasi) tim ahli dalam meng-asesmen jembatan" kata Dukuh Duwet II, Mukhamad Kharir, Rabu (22/3/2023).
Baca juga: Cagar Budaya Jembatan Duwet Kulon Progo Mengkhawatirkan, Tanggulnya Ambrol dan Ada Retak
Jembatan Duwet merupakan cagar budaya yang menggambarkan perjuangan untuk menghambat gerakan pasukan Belanda di masa lalu.
Mengutip narasi dalam peta digital yang diluncurkan Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Kulon Progo, yakni http://bit.ly/cagarbudayakulonprogo, jembatan dibangun pada 1930, namun rusak dalam upaya menghambat Belanda.
Jembatan diperbaiki pada Juni 1960 dan dilakukan perbaikan lagi pada alas jembatan dan talut di 2015.
Selama ini, jembatan dimanfaatkan warga untuk menyeberang di atas Sungai Progo. Jembatan menghubungkan Kulon Progo dengan Magelang, Jawa Tengah.
Di sisi Barat jembatan berada di Duwet II, sedangkan di sisi Timur di wilayah Kecamatan Ngluar, Magelang, Jawa Tengah. Selama ini jembatan dilewati motor, tidak bisa kendaraan roda empat atau lebih.
Talut di jembatan sisi Barat mengalami ambrol. Longsor tebing tersebut memiliki ketinggian sekitar 27 meter, lebar 30 meter, dan ketebalan lima meter.
Baca juga: Dua Tiang Penyangga Jembatan Kuning Runtuh, Macet 3 Km di Jalan Trans Sulawesi
Pondasi jembatan sebelah selatan sampai kelihatan. Selain itu, mereka juga menemukan mata air di sisi tebing yang rontok. Selain itu, ditemukan pondasi retak di sisi Magelang.
Dinilai mengkhawatirkan, pemerintah menutup jembatan itu. Mereka menerjunkan beberapa petugas, termasuk kepolisian, untuk menutup jembatan.
"Masyarakat sebenarnya banyak yang tidak menginginkan penutupan ini apalagi penutupan total. Ini karena semua aktivitas kita ada di seberang," kata Kharir.
Warga Duwet mengaku paling dirugikan akibat penutupan. Salah satunya Marsih, pemilik Butik Nadya di ujung jembatan.
Marsih menceritakan, warga Duwet mayoritas menggantungkan hidup di wilayah Magelang dan Yogyakarta. Mereka menyeberang jembatan ke Yogyakarta atau Magelang untuk bekerja, pergi ke pasar, pergi sekolah, mencari pakan ternak, hingga menyeberang untuk kulakan barang dagangan.
Karena penutupan, mereka terpaksa memutar lewat Dekso atau Jembatan Ancol yang jaraknya lebih jauh.
Baca juga: Malam-malam Ganjar Sidak Proyek Jembatan Juwana Pati, Minta Maret Sudah Selesai
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.