Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Paingin dan Rumah Reyotnya yang Berada di Kebun Pohon Kelapa

Kompas.com - 01/02/2023, 23:10 WIB
Dani Julius Zebua,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Ada darah kental masih basah di tanah pekarangan yang banyak pohon kelapa, di Pedukuhan I Keboan, Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Itu adalah darah sapi betina berusia 3,5 tahun yang baru saja mati tertimpa pohon kelapa tumbang, Selasa (31/12/2023) siang.

Sapi itu merupakan peliharaan Paingin (70) dan Ponirah (60), pasangan lanjut usia yang hidup di rumah reyot, tidak jauh dari lokasi pohon tumbang.

Baca juga: Kisah Fahmi Ekspor Lato-lato ke Malaysia, Total Sudah Kirim 4,5 Ton sejak Awal 2023

Rencananya, kedua lansia ini memelihara sapi untuk dikembangbiakkan lalu dijual anakannya sebagai tambahan penghasilan.

“Kalau tidak menghindar, saya bisa kejatuhan pohon. Saya sampai gemetar,” kata Paingin menjelang petang, Selasa (31/1/2023).

Paingin menceritakan sapi itu ternak gaduh atau nggaduh. Bagi masyarakat Jawa, tradisi gaduh merupakan usaha pemeliharaan ternak bagi hasil. Dalam hal ini pemilik hewan mempercayakan ternaknya kepada orang lain dengan imbalan bagi hasil. Biasanya bagi hasil berupa hasil menjual anakannya.

Sapi yang dipelihara oleh Paingin ini milik seorang kenalan asal Kalurahan Sogan, Wates. Karenanya, buruh tani ini rutin mencari pakan untuk sapi.

“Sapi ini baru datang satu minggu ini. Belum lama,” kata Ponirah. Sinar wajahnya pudar.

Rumah tinggal Paingin-Ponirah memang berada di dalam kebun yang berisi sekitar 20 pohon kelapa. Di sana, pohon rata-rata memiliki tinggi belasan meter. Banyak pohon yang akarnya sudah kelihatan dan berisiko tumbang begitu ada angin kencang.

Dinding rumah mereka pada bagian luar terbuat dari asbes atau semacam gibsum yang retak di sana sini. Sapi biasanya tinggal di kandang yang berdiri di samping kiri rumah mereka.

Dalam rumah ada sofa lapuk, anyaman bambu yang menyekat tiap kamar dan lantai tanah. Salah satu bagian dalam rumah, dindingnya sudah melengkung, penuh jelaga dan sarang laba-laba. Tak hanya itu, banyak celah lebar yang tidak bisa menghalangi dinginnya cuaca.

Di rumah itu, kedua lansia hidup sendiri. Mereka memasak dengan bahan bakar dari kayu dan sabut kelapa kering. Sesekali cucunya mampir untuk menghangatkan suasana.

“Kami tinggal di sini sejak 1993-an. Ini rumah dan lahan orang. Kami diberi tumpangan,” kata Paingin.

Paingin cukup berharap bisa menambah penghasilan lewat gaduh sapi. Pasalnya, penghasilan dari buruh dan kerja serabutan tidak besar dan tidak tentu hasilnya.

Kenyataan berkata lain. Sapi itu mati tertimpa pohon kelapa seiring hujan deras dan angin melanda Kulon Progo.

Sebelum hujan, sapi ini memang diletakkan di luar kandang. Ketika hujan turun dan angin menerpa, Paingin berniat memasukkan sapi ke kandang. Namun saat mendekat, pohon kelapa tumbang dan menimpa sapi.

“Saya menghindar, tapi kena sapi. Yang tertimpa itu bagian leher,” katanya.

Tidak lama kemudian, ada orang yang datang berniat membeli sapi. Rencananya bangkai sapi akan jadi pakan hewan di kebun binatang.

Orang itu pula yang memotong batang pohon untuk membebaskan sapi dari tindihan.

“Tidak tahu orang mana. Saat itu serba bingung karena kejadian ini. Ada orang nawar, bapake bilang harus dirembug dulu sama yang punya sapi (di Sogan),” kata Ponirah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

3 Kera Ekor Panjang Terlihat di Permukiman Warga Sleman, Ini Penjelasan TNGM

3 Kera Ekor Panjang Terlihat di Permukiman Warga Sleman, Ini Penjelasan TNGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Antisipasi Konvoi Kelulusan, Polres Bantul Siagakan Ratusan Personel, Tindakan Tegas Disiapkan

Antisipasi Konvoi Kelulusan, Polres Bantul Siagakan Ratusan Personel, Tindakan Tegas Disiapkan

Yogyakarta
Sakit, Mantan Bupati Bantul Suharsono Meninggal Dunia

Sakit, Mantan Bupati Bantul Suharsono Meninggal Dunia

Yogyakarta
Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Yogyakarta
Viral, Cahaya Hijau di Langit Yogyakarta

Viral, Cahaya Hijau di Langit Yogyakarta

Yogyakarta
Tuai Kecaman, Pendaki yang Nyalakan 'Flare' di Puncak Gunung Andong Diburu Polisi

Tuai Kecaman, Pendaki yang Nyalakan "Flare" di Puncak Gunung Andong Diburu Polisi

Yogyakarta
Penuhi Nazar karena Prabowo Menang Pemilu, Tiga Warga Gunungkidul Jalan Kaki ke Jakarta

Penuhi Nazar karena Prabowo Menang Pemilu, Tiga Warga Gunungkidul Jalan Kaki ke Jakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjamg Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjamg Hari

Yogyakarta
Museum Mini Sisa Hartaku di Yogyakarta: Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Museum Mini Sisa Hartaku di Yogyakarta: Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Yogyakarta
Enggan Komentar soal Pilkada, Pj Walkot Yogyakarta: Saya Sendiko Dawuh

Enggan Komentar soal Pilkada, Pj Walkot Yogyakarta: Saya Sendiko Dawuh

Yogyakarta
Bus Rombongan Halalbihalal Ditabrak Truk di Kulon Progo, Penumpang: Padahal Sejam Lagi Sampai

Bus Rombongan Halalbihalal Ditabrak Truk di Kulon Progo, Penumpang: Padahal Sejam Lagi Sampai

Yogyakarta
Mobil Rumput Adu Banteng dengan 2 Motor, 1 Orang Tewas

Mobil Rumput Adu Banteng dengan 2 Motor, 1 Orang Tewas

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com