Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Menteri Investasi untuk Mahasiswa: Jangan Berpikir Jadi PNS

Kompas.com - 15/12/2022, 19:13 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia minta mahasiswa untuk menjadi pengusaha setelah lulus kuliah. Bahkan ia menyarankan agar para mahasiswa tak berpikir menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

"Adik-adik mahasiswa begitu selesai kuliah mohon maaf, jangan berpikir jadi pegawai negeri sipil (PNS)," ujar Bahlil saat mengisi pidato ilmiah di Dies Natalis ke-64 UPN Veteran Yogyakarta, Kamis (15/12/2022).

Permintaan Bahlil bukan tanpa alasan. Menurutnya, saat pandemi Covid-19 terjadi, ada 6 juta pengangguran baru. Sehingga jika ditotal terdapat 15 juta pengangguran.

Sementara di saat yang sama penerimaan PNS, BUMN, TNI, dan Polri tak lebih dari 1 juta formasi. Maka dari itu, sektor swasta yang berperan membuka lapangan kerja.

Baca juga: Lantik Pj Bupati Brebes, Ganjar Ingatkan PR Kemiskinan, Investasi, dan Industrialisasi Bawang Merah

"Lewat investasi, kalau tidak investasi kita memikirkan ini Pak Rektor. Mohon maaf, seluruh kampus dari Aceh sampai Papua jadi pabrik pengangguran intelektual dan ini berbahaya, bagi adik-adik kita," ucap dia.

Untuk mengatasi hal ini, dia mendorong mahasiswa untuk menjadi pengusaha. Tak hanya independen, peluang menjadi kaya terbuka jika menjadi pengusaha.

"Kalau gaji pegawai atau karyawan itu terukur, jangan mimpi jadi orang kaya kalau karyawan," ucapnya.

Bahlil merinci jika seorang PNS menginginkan jadi kepala dinas membutuhkan waktu lama yaitu 20 sampai dengan 30 tahun. Itu pun, kata dia, jika mendapatkan amanah.

Selain itu, gaji karyawan maksimal hanya Rp 100 juta.

"Kalau kerja jadi karyawan di perusahaan apapun tertinggi Rp 100 juta, kecuali kerja di BUMN," kata dia.

Tetapi, sambung dia, jika menjadi pengusaha dari sisi penghasilan bisa lebih tinggi.

"Apalagi mahasiswa yang muka standar kaya saya, kalian harus punya ekonomi lebih baik supaya dihargai orang dengan baik dan pantas," tandasnya.

Baca juga: Malaysia Siap Investasi Peternakan Ayam Rp 350 Miliar di Batam

Dia juga menceritakan pengalamannya saat bekerja di sebuah bank, gaji yang didapat Rp 60 juta. Sedangkan saat menjadi pengusaha merupakan jalan terbaik untuk menciptakan lapangan kerja dan juga memberikan kontribusi pada negara.

"Jadi menteri tak perlu masuk partai politik, jadi pengusaha cerdas Insya Allah bisa jadi menteri," ucap dia.

Lebih lanjut dia mengungkapkan pemerintah sedang fokus membangun iklim membangun investasi di luar Pula Jawa. Hal ini bertujuan agar pertumbuhan ekonomi tidak terpusat di Jawa dan tidak dikuasai oleh satu kelompok saja.

"Kita tidak sungkan-sungkan membuat kebijakan, harus investasi yang berkualitas. Cirinya harus di luar Jawa kita bikin lebih banyak," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Niat Hati Pelihara Tujuh Kambing untuk Dijual Saat Idul Adha, Pria Ini Malah Kemalingan

Niat Hati Pelihara Tujuh Kambing untuk Dijual Saat Idul Adha, Pria Ini Malah Kemalingan

Yogyakarta
Nenek di Sleman Tewas Disengat Tawon Vespa, Awalnya Taruh Galah di Pohon Mangga

Nenek di Sleman Tewas Disengat Tawon Vespa, Awalnya Taruh Galah di Pohon Mangga

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Yogyakarta
Buron 3 Pekan, Pencuri Motor yang Beraksi Pakai Daster di Semarang Tertangkap

Buron 3 Pekan, Pencuri Motor yang Beraksi Pakai Daster di Semarang Tertangkap

Yogyakarta
Pelaku Perdagangan Orang via Bandara YIA Ditangkap, Janjikan 5 Orang Kerja di Serbia

Pelaku Perdagangan Orang via Bandara YIA Ditangkap, Janjikan 5 Orang Kerja di Serbia

Yogyakarta
Satu Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Terdeteksi Menderita TBC

Satu Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Terdeteksi Menderita TBC

Yogyakarta
Koordinasi dengan Kepsek, Disdikpora DIY Sebut Pemicu Kericuhan Pelajar di Umbulharjo Belum Diketahui

Koordinasi dengan Kepsek, Disdikpora DIY Sebut Pemicu Kericuhan Pelajar di Umbulharjo Belum Diketahui

Yogyakarta
Demi Pembangunan Jembatan, Warga Gunungkidul Rela Serahkan Tanahnya Tanpa Ganti Untung

Demi Pembangunan Jembatan, Warga Gunungkidul Rela Serahkan Tanahnya Tanpa Ganti Untung

Yogyakarta
DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Tak Terima Ditangkap: Saya Tidak Bersalah

DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Tak Terima Ditangkap: Saya Tidak Bersalah

Yogyakarta
Motif BP Aniaya 2 Pengamen hingga Tewas di Prambanan, Sakit Hati Anak Dibentak

Motif BP Aniaya 2 Pengamen hingga Tewas di Prambanan, Sakit Hati Anak Dibentak

Yogyakarta
Bupati Sunaryanta: Gunungkidul Bukan Tempat Pembuangan Sampah

Bupati Sunaryanta: Gunungkidul Bukan Tempat Pembuangan Sampah

Yogyakarta
DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Senilai Rp 23 Miliar Ditangkap

DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Senilai Rp 23 Miliar Ditangkap

Yogyakarta
Bangkai Penyu Terdampar di Pantai Glagah, Ada Luka di Kaki dan Mulut

Bangkai Penyu Terdampar di Pantai Glagah, Ada Luka di Kaki dan Mulut

Yogyakarta
Update Tawuran Pelajar di Yogyakarta, 6 Dikembalikan ke Orangtua, Satu Diproses Hukum

Update Tawuran Pelajar di Yogyakarta, 6 Dikembalikan ke Orangtua, Satu Diproses Hukum

Yogyakarta
Pilkada Yogyakarta 2024 Dipastikan Tanpa Calon Independen

Pilkada Yogyakarta 2024 Dipastikan Tanpa Calon Independen

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com