Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaesang dan Erina Jalani Prosesi Adat Panggih Yogyakarta, Begini Rangkaiannya

Kompas.com - 10/12/2022, 15:29 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

"3 sebagai lambang ilmu, amal, dan iman. Manten putra tambah 1 dia punya kedudukan sebagai iman. Manten putra yang mengawali manten putra yang mengakhiri," kata dia.

Lalu dilanjutkan dengan prosesi ranupodo. Dalam hal ini pengantin putri akan membersikah kaki pengantin putra. Prosesi ini sebagai simbol bahwa suami adalah pemimpin keluarga.

Air merupakan lambang hidup dan kehidupan. Sementara bunga setaman menjadi simbol agar langkah kedua mempelai selalu dalam keutamaan.

"Kemudian nganten putri dibimbing berdiri. Kemudian ada upacara wiji dadi atau mecah tigan (memecah telur). Ini dari kata lahir, jodoh, dan mati itu adalah kuasa Tuhan, manusia hanya sekadar menjalani. Kemudian dipecah di nampan sebagai simbol agar kedua mempelai dikaruniai anak dan keturunan penyambung sejarah," urainya.

Baca juga: Nasihat Wapres untuk Kaesang dan Erina: Terimalah Suami/Istri Anda Apa Adanya

Setelah itu upacara dilanjutkan dengan pengantin putri akan berjalan peradak sina searah jarum jam. Ini merupakan ritual dari jaman budaya-budaya nusantara yang lama.

Kemudian berada di samping kirinya adalah pengantin putra. Lalu diiringi oleh ibu Gudono dan Allen yang mewakili almarhum ayah Erina menuju ke pelaminan.

"Sampai di pelaminan ada upacara yang namanya bubak kawah ngunjuk rucat degan. Ini menandai mantu pertama juga merupakan sejarah Mataram. Di mana Ki Ageng Giring merelakan air kelapa muda kepada Ki Ageng Pamenahan. Sehingga KI Ageng Pamenahan punya putra Panembahan Senopati, Danang Sutowijoyo. Harapannya pernikahan ini menurunkan keturunan memiliki kelebihan baik," ujar dia.

Upacara dilanjutkan dengan tompo koyo. Dalam hal ini, pengantin putra menuangkan benih-benih dengan maksud benih suami hanya untuk istri, agar benih-benih bersemi berbuah kebahagiaan.

"Ada mata uang kecil atau receh, dengan makna tidak ada besar tanpa kecil," ungkapmya.

Baca juga: Tamu Undangan Tertawa, Ini Ekspresi Kaesang Pangarep Sebelum dan Sesudah Ijab Kabul

Upacara masih berlanjut dengan prosesi dlingo blenge empon-empon sebagai lambang kedua mempelai diberikan kesehatan kesejahteraan. Lalu tutup tedhak turun, bunga setaman juga disiapkan dengan makna selalu dalam sikap kautaman.

"Semuanya diterima istri tidak ada yang tercecer. Diikat diserahkan kepada ibu karena kemudian kita tahu bahwa Bu Gudono yang dipercaya Tuhan melahirkan wanita yang ternyata akan menjadi pendaping hidup laki-laki yang dicintai," kata dia.

Kemudian upacara ndahar klimah. Yakni upacara makan nasi kuning. Nasi klimah hanya manten putri. Hal ini berbeda dengan adat Solo yang saling suap-suapan.

"Kalau manten Jogja, manten putra yang memberi, manten putri yang nikmati. Ndahar klimah ing kakung artinya patuh pada perintah suami. Kemudian sebagai lambang sandang pangan dan papan," urainya.

Setelah rangkaian selesai dilanjutkan dengan metuk (menjemput) besan.

"Bu Gudono dan Mas Alen akan menyambut Jokowi dan Ibu Iriana. Setelah disambut diantar ke tempat duduk besan posisi kiri pengantin. Lalu sungkem. Sungkemnya diawali dengan manten putra diikuti manten putri sungkem Bu gudono Mas Alen, Pak Jokowi dan Bu Irina," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Yogyakarta
UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

Yogyakarta
Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Yogyakarta
Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Yogyakarta
YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

Yogyakarta
Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Yogyakarta
Ditinggal Hajatan, Dua Rumah di Gunungkidul Ludes Terbakar, Termasuk Sertifikat dan 20 Gram Emas

Ditinggal Hajatan, Dua Rumah di Gunungkidul Ludes Terbakar, Termasuk Sertifikat dan 20 Gram Emas

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Yogyakarta
Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com