Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaesang dan Erina Jalani Prosesi Adat Panggih Yogyakarta, Begini Rangkaiannya

Kompas.com - 10/12/2022, 15:29 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Usai melaksanakan ijab qabul Kaesang Pangarep dan Erina Gudono melanjutkan prosesi adat nikah Yogyakarta yakni prosesi adat panggih. Dalam prosesi ini diiringi dengan Ladran Kemanten.

Dalam prosesi Panggih ini Erina telah mengganti busananya dengan kebaya berwarna kuning keemasan dan masih menggunakan paes ageng Yogyakarta.

Erina berjalan di depan Pelaminan, lalu disusul oleh Kaesang Pangarep. Dari pelaminan kedua mempelai diiringi bregada menuju Pendopo Agung Royal Ambarrukmo.

Baca juga: Alasan Jokowi Tidak Menerima Sumbangan di Pernikahan Kaesang-Erina

Jika sebelumnya Erina menaiki kereta kuda, di upacara panggih ini giliran Kaesang yang menaikinya menuju Pendopo Royal Ambarrukmo.

"Panggih pengantin tradisi Yogyakarta, Kaesang Pangarep turun dari kereta yang ditarik dari kuda putih sebagai lambang pasangan," kata Pembawa Acara Wigung Wratsangka.

Sebelumnya Wigung sempat menjelaskan proses ada yang akan dijalani Kaesang dan Erina setelah akad nikah yakni ada panggih Yogyakarta.

Upacara adat panggih Yogyakarta mengacu pada Keraton Yogyakarta. Tetapi dalam upacara ini, Wigung menegaskan terdapat perbedaan antara yang dilakukan oleh masyarakat dengan yang dilakukan oleh kerabat Keraton Yogyakarta.

"Ada perubahan dan perkembangan yang tentu berbeda dengan keraton karena ini yang menyelenggarakan masyarakat umum," ujar dia.

Wigung menjelaskan upacara budaya panggih pengantin dalam tradisi adat pengangin Yogyakarta dimulai dengan penyerahan pisang sanggan. Pisang sanggan memiliki arti sebagai simbol permohonan agar kedua mempelai dipertemukan dengan acara budaya.

"Peraganya kita mengacu pada keraton yaitu tetap pada keluarga mempelai putri. Sementara ini banyak masyarakat umum yang menyerahkan pisang sanggan itu dari pihak putra. Tetapi kalau kita mengacu pada keraton maka sepenuhnya wewenang menyelanggarakan upacara panggih itu ada di pihak putri. Sing kagungan kerso pihak putri (yang punya keinginan pihak putri). Oleh karena itu Pak Jokowi juga akan berada dalam posisi tamu dan berada di sebelah kiri pengantin," jelasnya.

"Jadi yang menyerahkan dari pihak putri pisang sanggan sebagai simbol kata, mohon pengantin putri dan pengantin putra dipertemukan dalam upacara panggih pengantin Yogyakarta," lanjutnya.

Baca juga: Jelang Upacara Adat Ngunduh Mantu, Loji Gandrung Mulai Dihias dan Dijaga Petugas

Pisang sanggan itu nantinya diserahkan ibu pengantin putri kepada putrinya yang lain. Hal ini dilakukan untuk menjemput pengantin putri. Setelah itu dilanjutkan dengan prosesi kembar mayang sebagai penanda pernikahan gadis dan perjaka.

"Jadi kalau untuk gadis dan perjaka itu tandanya ada kembar mayang. Kalau pengantin Yogyakarta kembar mayangnya ketemu kemudian keluar semua," ungkapnya.

"Tapi kalau upacara panggih Surakarta kembar mayang dari nganten putri masuk. Kemudian kembar mayang penganten putra diterima masuk baru panggih itu bedanya," lanjutnya.

Setelah itu kedua mempelai saling mendekat. Dalam hal ini pengantrin putra membawa 4 gulungan daun sirih yang diikat benang putih. Sementara pengantin putri membawa 3 gulungan. Dia mengatakan pengantin putra yang memulai dan mengakhiri pemeparan daun sirih tersebut.

Baca juga: Ekspresi Lega Kaesang Usai Ijab Kabul: Alhamdulillah

"3 sebagai lambang ilmu, amal, dan iman. Manten putra tambah 1 dia punya kedudukan sebagai iman. Manten putra yang mengawali manten putra yang mengakhiri," kata dia.

Lalu dilanjutkan dengan prosesi ranupodo. Dalam hal ini pengantin putri akan membersikah kaki pengantin putra. Prosesi ini sebagai simbol bahwa suami adalah pemimpin keluarga.

Air merupakan lambang hidup dan kehidupan. Sementara bunga setaman menjadi simbol agar langkah kedua mempelai selalu dalam keutamaan.

"Kemudian nganten putri dibimbing berdiri. Kemudian ada upacara wiji dadi atau mecah tigan (memecah telur). Ini dari kata lahir, jodoh, dan mati itu adalah kuasa Tuhan, manusia hanya sekadar menjalani. Kemudian dipecah di nampan sebagai simbol agar kedua mempelai dikaruniai anak dan keturunan penyambung sejarah," urainya.

Baca juga: Nasihat Wapres untuk Kaesang dan Erina: Terimalah Suami/Istri Anda Apa Adanya

Setelah itu upacara dilanjutkan dengan pengantin putri akan berjalan peradak sina searah jarum jam. Ini merupakan ritual dari jaman budaya-budaya nusantara yang lama.

Kemudian berada di samping kirinya adalah pengantin putra. Lalu diiringi oleh ibu Gudono dan Allen yang mewakili almarhum ayah Erina menuju ke pelaminan.

"Sampai di pelaminan ada upacara yang namanya bubak kawah ngunjuk rucat degan. Ini menandai mantu pertama juga merupakan sejarah Mataram. Di mana Ki Ageng Giring merelakan air kelapa muda kepada Ki Ageng Pamenahan. Sehingga KI Ageng Pamenahan punya putra Panembahan Senopati, Danang Sutowijoyo. Harapannya pernikahan ini menurunkan keturunan memiliki kelebihan baik," ujar dia.

Upacara dilanjutkan dengan tompo koyo. Dalam hal ini, pengantin putra menuangkan benih-benih dengan maksud benih suami hanya untuk istri, agar benih-benih bersemi berbuah kebahagiaan.

"Ada mata uang kecil atau receh, dengan makna tidak ada besar tanpa kecil," ungkapmya.

Baca juga: Tamu Undangan Tertawa, Ini Ekspresi Kaesang Pangarep Sebelum dan Sesudah Ijab Kabul

Upacara masih berlanjut dengan prosesi dlingo blenge empon-empon sebagai lambang kedua mempelai diberikan kesehatan kesejahteraan. Lalu tutup tedhak turun, bunga setaman juga disiapkan dengan makna selalu dalam sikap kautaman.

"Semuanya diterima istri tidak ada yang tercecer. Diikat diserahkan kepada ibu karena kemudian kita tahu bahwa Bu Gudono yang dipercaya Tuhan melahirkan wanita yang ternyata akan menjadi pendaping hidup laki-laki yang dicintai," kata dia.

Kemudian upacara ndahar klimah. Yakni upacara makan nasi kuning. Nasi klimah hanya manten putri. Hal ini berbeda dengan adat Solo yang saling suap-suapan.

"Kalau manten Jogja, manten putra yang memberi, manten putri yang nikmati. Ndahar klimah ing kakung artinya patuh pada perintah suami. Kemudian sebagai lambang sandang pangan dan papan," urainya.

Setelah rangkaian selesai dilanjutkan dengan metuk (menjemput) besan.

"Bu Gudono dan Mas Alen akan menyambut Jokowi dan Ibu Iriana. Setelah disambut diantar ke tempat duduk besan posisi kiri pengantin. Lalu sungkem. Sungkemnya diawali dengan manten putra diikuti manten putri sungkem Bu gudono Mas Alen, Pak Jokowi dan Bu Irina," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Yogyakarta
PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

Yogyakarta
5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

Yogyakarta
Soal 'Snack Lelayu' KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Soal "Snack Lelayu" KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Yogyakarta
Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Yogyakarta
Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Yogyakarta
Kasus Korupsi Selesai, Kejari Gunungkidul Kembalikan Rp 470 Juta ke RSUD Wonosari

Kasus Korupsi Selesai, Kejari Gunungkidul Kembalikan Rp 470 Juta ke RSUD Wonosari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com