Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19, Investor di DIY Meningkat 38 Persen

Kompas.com - 23/10/2022, 16:24 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pasar modal di Indonesia justru semakin berkembang di Indonesia saat pandemi Covid-19, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Investor pasar modal DIY mengalami kenaikan hingga 38 persen jika dibanding tahun lalu.

Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) perwakilan Yogyakarta Irfan Noor Riza mengatakan secara nasional pasar modal di Indonesia justru tumbuh saat Pandemi Covid-19.

"Pasar modal sungguh luar biasa saat pandemi covid kami malah diuntungkan," katanya, Minggu (23/10/2022).

Baca juga: Kendalikan Inflasi, BI dan TPID Banyumas Canangkan Penanaman 1 Juta Bibit Cabai di Pekarangan Rumah Warga

Menurut dia pertumbuhan investor menjadi penopang pasar modal. Tak hanya itu, penopang pasar modal lainnya yakni banyaknya perusahaan-perusahaan yang go public.

"Aksi go public semakin banyak, investor makin banyak, pasar modal bertumbuh ini yang terjadi di Indonesia. Di DIY juga termasuk yang luar biasa," kata dia.

Pada bulan September, irfan membeberkan terjadi kenaikan jumlah investor di DIY. Tercatat jumlah investor di DIY mencapai 140.068 atau naik sebesar 38 persen.

"September tahun lalu baru di angka 101.680 investor. Pertumbuhan per bulan rata-rata 3.000 investor. Ini sangat luar biasa dibanding sebelum pandemi Covid hanya 500an per bulan," ucap dia.

Ke depan pihaknya terus berusaha menumbuhkan pasar modal dengan cara melakukan sosialisasi di kampus-kampus. Kampus yang dipilih memiliki desa binaan. Sehingga diharapkan sosialisasi dari BEI ini diteruskan ke desa-desa.

"Di situ kita buat pusat literasi terpadu satu atap semuanya bisa melakukan sosialisasi dan edukasi," katanya.

Disinggung soal resesi pada tahun 2023 mendatang, dia menilai Indonesia tidak akan terlalu berpengaruh. Namun kemungkinan resesi tetap harus diantisipasi dengan cara memghambat laju inflasi.

Irfan menambahkan resesi disebabkan karena banyak faktor. Seperti perang antara Russia dan Ukraina. Lalu terjadinya perang dagang antara Amerika dan China. Kondisi ini membuat bank sentral mengubah suku bunganya termasuk di Indonesia.

"Dari sisi kami salah satu cara menghambat laju inflasi yakni investasi. Kami mengharap masyarakat atur keuangan kita pos-pos yang mana nih bisa kita atur ulang, kita alokasikan sehingga muncul dana dan masyarakat berinvestasi inflasi bisa ditekan resesi tidak akan terjadi," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P Buka Penjaringan Bacawalkot Yogyakarta, Ini Kriterianya...

PDI-P Buka Penjaringan Bacawalkot Yogyakarta, Ini Kriterianya...

Yogyakarta
Jenazah Tanpa Identitas Bertato Kepala Naga Terdampar di Pantai Imorenggo

Jenazah Tanpa Identitas Bertato Kepala Naga Terdampar di Pantai Imorenggo

Yogyakarta
Ikut Penjaringan di Golkar, Pj Wali Kota Yogyakarta Segera Dipanggil Pemprov DIY

Ikut Penjaringan di Golkar, Pj Wali Kota Yogyakarta Segera Dipanggil Pemprov DIY

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Bakal Miliki 'Coworking Space' dan 'Coffee Shop'

Museum Benteng Vredeburg Bakal Miliki "Coworking Space" dan "Coffee Shop"

Yogyakarta
Pj Wali Kota Yogyakarta Dilaporkan ke Gubernur DIY dan Mendagri, Ini Penyebabnya

Pj Wali Kota Yogyakarta Dilaporkan ke Gubernur DIY dan Mendagri, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Jelang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Persewaan Proyektor di Gunungkidul Kebanjiran Order

Jelang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Persewaan Proyektor di Gunungkidul Kebanjiran Order

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Jatuh ke Jurang Saat Cari Lobster di Gunungkidul, Pria Asal Lampung Tewas

Jatuh ke Jurang Saat Cari Lobster di Gunungkidul, Pria Asal Lampung Tewas

Yogyakarta
Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Yogyakarta
Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Yogyakarta
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com