Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Anak di DI Yogyakarta Ditemukan Gagal Ginjal Misterius

Kompas.com - 18/10/2022, 15:50 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) temukan sebanyak 13 anak yang dinyatakan gagal ginjal akut progresif atipical.

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie merinci dadi 13 anak yang dinyatakan gagal ginjal tersebut 5 anak meninggal dunia, 2 orang dinyatakan sembuh, dan 6 orang masih dirawat di RSUP dr Sardjito.

"Usia penderita dari 7 bulan sampai 13 tahun," kata Pembajun melalui keterangan tertulis, Selasa (18/10/2022).

Baca juga: Puskesmas di DKI Buka Layanan Pemeriksaan Gagal Ginjal Akut Gratis

Pembajun menambahkan dari 13 anak tersebut memiliki gejala yang hampir sama, yakni demam atau tidak demam, muntah-muntah, diare, hingga urin tidak keluar atau berkurang.

"Kemudian mengeluh pipis susah, air pipis keruh itu indikator. Kalau seperti itu enggak usah ambil risiko segera ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes)," kata dia.

Disinggung penyebab dari gagal ginjal, hingga saat ini Dinkes DI Yogyakarta belum menemukan penyebabnya. Untuk diketahui 13 anak yang gagal ginjal ini, sebelumnya tidak pernah mengalami ginjal kronik.

"Makanya di media itu di Jakarta gagal ginjal misterius gak ketahuan penyebabnya apa kok tiba-tiba anak itu bisa kemudian gagal ginjal akut. Oleh karena itu sedang diteliti para pakar terutama IDAI, kemekes, dan ikatan profesi dokter anak," kata dia.

Pembajun mengimbau kepada masyarakat jika menemukan gejala seperti urin berkurang hingga susah mengeluarkan air kecil segera memeriksakan ke fasyankes, supaya dapat segera dilakukan oemeriksaan lebih lanjut.

"Ginjal ada hubungannya, dari urin kan. Kalau berkurang, kalau biasanya pipas pipis kok gak pipis trus urinnya keruh tapi kemudian batuk, mual, diare itu bisa jadi beberapa parameter segera dibawa ke fasyankes," jelas Pembajun.

Ia juga mengimbau kepada rumah sakit jika menemukan pasien dengan gejala-gejala tersebut, rumah sakit segera melakukan uji laboratorium kepada urin pasien.

"Imbauan ke fasyankes begitu menemui pasien seperti itu segera cek lab urinnya nanti di lab ada panduannya," katanya.

Pembanun menembahkan pasien jika mendapatkan pertolongan secara cepar masih bisa disembuhkan jangan sampai terlambat. Karena dengan dilakukan pemeriksaan secara dini dapat segera dilakukan intervensi kepada pasien.

"Jangan telat, kalau enggak telat imunitas bagus bisa diselamatkan. Lima meninggal itu barang kali telat atau ada hal-hal lain yang unknown lalu meninggal," ujarnya.

Baca juga: Dinkes DKI Ungkap 49 Anak di Jakarta Alami Gagal Ginjal Akut Misterius

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Yogyakarta
Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Yogyakarta
May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

Yogyakarta
Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Yogyakarta
'May Day', Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

"May Day", Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Yogyakarta
Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Yogyakarta
Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com