Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konser Nada Nusantara di Borobudur Hadirkan Alat Musik Tradisi yang Nyaris Punah

Kompas.com - 28/09/2022, 12:58 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Khairina

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Kementerian Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) berkolaborasi dengan Yayasan Atma Nusvantara Jati (ATSANTI Foundation) menggelar konser musik budaya bertajuk “Nada Nusantara Live at Borobudur”.

Konser yang bertempat di Taman Aksobya, Kawasan Percandian Borobudur ini, menampilkan para musisi ternama Indonesia, seperti Ridho Hafiedz, Ardhito Pramono, Yura Yunita, Marcello Tahitoe, dan musisi-musisi dari 3 daerah, yakni Jawa Tengah, Bali, dan Maluku.

Baca juga: Ganjar Pranowo Promo Ajang Borobudur Marathon 2022 di Medan

Konser ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan program Kemendikbudristek dan Atsanti Foundation dengan nama yang serupa, yaitu Nada Nusantara. 

Ketua Yayasan ATSANTI, Nilo Wardhani mengatakan, program ini adalah sebuah wujud upaya preservasi, inspirasi, dan regenerasi budaya di Indonesia, khususnya melalui kacamata seni musik dan alat musik tradisional agar relevan, terkini, dan diminati oleh generasi muda.

Dikatakan Nilo, sejak Mei 2020, Yayasan ATSANTI melalui berbagai program secara konsisten mengajak berbagai pihak untuk mengenali, mencintai, serta memajukan musik tradisi nusantara melalui inovasi dan kreasi baru yang segar. 

"Sebetulnya Konser Nada Nusantara ini merupakan rangkaian program yang dikemas menjadi Nada Nusantara, nanti produk terakhirnya adalah film dokumenter yang mengangkat alat-alat musik tradisi, khususnya yang sudah nyaris punah, pembuatnya sudah tinggal sedikit dan tidak banyak yang tahu, maka kita angkat kembali," terang Nilo, dalam keterangan pers di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (27/9/2022) sore. 

Baca juga: Ekskavasi Situs Samberan, Bukti Toleransi Masyarakat Hindu-Buddha di Sekitar Borobudur

Nilo memaparkan, di atas panggung Nada Nusantara di Candi Borobudur dihadirkan alat musik tradisi dari Bali yang bentuknya mirip biola namun ada keyboard mirip keyboard piano.

Alat musik ini merupakan inkulturasi peradaban China pada abad ke-18 yang berkembang di Karangasem, Bali. 

"Nah pembuat alat musik ini tinggal 1 sampai 2 orang saja, anak-anak muda juga belum bisa membuat alat musik dengan sepenuhnya baik dan komunitasnya di Bali cuma ada dua, jadi di sini kita coba angkat sehingga alat musik penting dari Bali ini bisa hits," ucap Nilo. 

Alat musik selanjutnya adalah tifa dan totobuang dari Maluku, serta saron dari Jawa Tengah.

Semua alat musik tradisi itu dimainkan dengan komposisi ciamik menghasilkan lagu baru. Tidak lupa disisipi pula narasi filosofi dan makna di dalamnya.

"Kita bawa ke Candi Borobudur, karena dari Candi Borobudur inspirasi alat musiknya begitu kaya, jadi diharapkan anak anak muda mengenal dan spiritnya itu dibawa ke konser masa depan," sebut Nilo. 

Program ini telah dimulai pada pertengahan 2022 di tiga titik daerah, yaitu Jawa Tengah, Bali, dan Maluku.

Kegiatan meliputi workshop dan Forum Group Discussion (FGD), kolaborasi penciptaan musik baru antara musisi kontemporer dan musisi-musisi dari tiga daerah tersebut.

Selain itu ada juga kegiatan pembuatan dokumenter yang bertujuan merekam perjalanan budaya, proses belajar, dan proses mencipta para musisi. 

Para musisi yang terlibat akan turut tampil dalam gelaran konser dan menampilkan tidak hanya karya karya dari daerah masing-masing, tetapi juga menampilkan lagu baru hasil kolaborasi dari 3 daerah; “Ku Selalu di Sini” (Ridho Hafiedz, Marcello Tahitoe dan musisi Jawa Tengah), “Nada Kaya” (Ridho Hafiedz, Yura Yunita dan musisi Karangasem, Bali), dan “Nusa Ina” (Ridho Hafiedz, Ardhito Pramono, dan musisi Ambon, Maluku). 

Salah satu musisi legendaris kebanggaan Indonesia, Ridho Hafiedz menjelaskan alasannya tergerak untuk terlibat dalam program Nada Nusantara.

“Ini jadi wujud partisipasi saya untuk edukasi dan regenerasi musik Nusantara, sehingga bisa jadi warisan bagi generasi penerus bangsa. Semoga alat musik tradisi juga bisa semakin dikenal, dan masuk dalam kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah se-Indonesia,” jelasnya. 

Sementara itu, pemilihan Candi Borobudur menjadi lokasi konser, selain karena mengandung nilai histori yang panjang tentang peradaban manusia, juga saksi nyata bahwa alat musik Nusantara telah hidup sejak abad ke-8 masehi, terbukti dari pahatan lebih dari 40 jenis alat musik di panel-panel relief candi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Yogyakarta
Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Yogyakarta
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Yogyakarta
Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com