Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cagar Budaya "Ndalem Mijosastren" Terdampak Tol Yogyakarta-Bawen, Begini Nasibnya

Kompas.com - 08/09/2022, 21:27 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Satu rumah yang merupakan cagar budaya dengan nama Ndalem Mijosastren  dipastikan terdampak pembangunan tol Yogyakarta-Bawen.

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Dian Laksmi mengatakan bahwa cagar budaya tersebut memiliki Surat Keputusan (SK) dari Kabupaten Sleman.

Namun, pihak Kabupaten Sleman telah berkoordinasi dengan Disbud DIY mengenai nasib dari rumah cagar budaya tersebut. Dari hasil koordinasi yang telah dilakukan disepakati bahwa cagar budaya itu dipindah. 

Baca juga: Lahan Terdampak Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen Dipastikan Bertambah

"Nah, kami yang dari sisi cagar budaya kami kemarin menyarankan untuk cek kembali nilai penting bangunan tersebut. Memang nilai penting bangunan tersebut adalah pada arsitektur. Sehingga bangunan tersebut, masih bisa dipindahkan lokasinya karena nilai penting di gaya arsitekturnya," jelas Dian saat ditemui di Dinas Kebudayaan DIY, Kamis (8/9/2022).

Saat ini pihaknya bersama pemerintah Kabupaten Sleman melakukan kajian terkait cara pemindahan rumah tersebut.

"Pada lokasi yang memang pergantiannya hanya geser. Itu secara cagar budaya kami kemarin sudah kondisikan seperti itu," kata dia.

Dian mengatakan langkah pemindahan tidak akan menimbulkan masalah. Pasalnya dari sisi cagar budaya sudah dibuat kajian untuk dipindah dan dibangun ulang.

"Pada saat itu nilai pentingnya adalah gaya arsitekturnya maka lokasi itu sudah tidak menjadi masalah. Pada saat digantikan lahan untuk kemudian pindah di bagian mana itu bisa didirikan kembali di sana. Selama itu juga masih di areal Sleman," jelas dia.

Untuk lokasinya dirinya belum dipastikan. Namun untuk rekomendasi pindah sudah disepakati.

"Itu yang saya belum update. Tapi yang penting kami sudah memberikan rekom bahwa bangunan itu bisa dibongkar atau kemudian dipindahkan untuk direkonstruksi ulang," ucapnya.

Disinggung soal jika ada rumah cagar budaya lain yang terdampak tol, Dina mengungkapkan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Salah satunya pengecekan statusnya terlebih dahulu.

Baca juga: Saat Ganjar Tegur Bankir dengan Mobil Mewah Beli Pertalite di Ruas Tol Batang...

"Di situ, biasanya sudah ada kajian telaahnya, nilai pentingnya apa, kemudian apa. Nah dari situ, kalau nilai pentingnya itu kemudian sudah diketahui, oh bangunan ini nilai pentingnya di arsitektur. Sehingga kemudian lokasi menjadi bagian yang nomor dua sehingga bisa dipindahkan," kata dia.

Dia meminta kepada Disbud di kabupaten untuk kembali melakukan pendataan cagar budaya baik berupa bangunan, struktur, dan juga situs.

"Nah itu yang kemudian nanti akan kita tindaklanjuti dalam forum-forum tim ahli cagar budaya. Saya kira list-nya di teman-teman kabupaten/kota ada, dan mungkin dikirim di bawah koordinasi teman-teman di DIY," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com