Pengasuh kampung bijak sampah berbasis teknologi hijau Nur Subiyantoro mengatakan pihaknya akan terus meningkatkan pengolahan sampah plastik ini, dan harapanya sampah tidak perlu dibuang sampai ke TPST Piyungan.
"Kampung Bijak Sampah selaras dengan program Bantul Bersih Sampah atau Bantul Bersama Tahun 2025. Ini baru dilakukan di Kalurahan Pleret, jika dilakukan di 74 kalurahan lain di Bantul maka masalah sampah bisa diatasi tanpa menimbulkan masalah lainnya," kata dia.
Nantinya, pengolahan sampah ini dikelola Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMkal) sehingga bisa meningkatkan perekonomian warga.
Tidak hanya sampah plastik, namun juga sampah organik yang bisa dibuat kompos.
"Jika kalurahan menginginkan alat untuk mengolah sampah plastik yang sudah tidak punya nilai ekonominya, saya siap menjembataninya," kata Wakil Ketua I DPRD Bantul ini.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul Ari Budi Nugroho mengatakan, warga Bantul menghasilkan 300 ton sampah setiap harinya.
Sehingga perlu upaya bersama menyelesaikan sampah, dan salah satunya pola pikir harus mengarah kepada sampah menjadi komoditas yang bernilai ekonomis.
"Harapan dengan adanya Kampung Bijak Sampah ini bisa bersinergi dengen Pemkab Bantul untuk menyelesaikan permasalahan sampah ini," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.