Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bantul Olah Sampah Plastik Jadi Bahan Bangunan

Kompas.com - 18/08/2022, 23:04 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Komunitas Bijak Sampah di Kalurahan Pleret, Kapanewon Pleret, Bantul, DI Yogyakarta mengolah sampah.

Salah satunya sampah jenis plastik yang didaur ulang tanpa pembakaran, hingga menghasilkan barang salah satunya konblok.

Bahkan, hasil karya komunitas ini diminati untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca juga: Mesin Pengolah Sampah Buatan Anak SMK Pemalang Diklaim Bisa Hasilkan 500-1000 liter per hari

Salah satu penemu alat pengolahan plastik Agung Wisda menyampaikan, awalnya karena keprihatinan banyaknya sampah plastik yang ada di sekitar.

Lalu, ia melakukan riset bersama Prof. Surisyono dan Tri Setyawati dan menghasilkan mesin sederhana pengolahan plastik.

Adapun mesin yang dibuat yakni mesin pencacah sampah plastik, mesin mixer atau pencampur bertenaga listrik dan alat pres manual.

Alat ini diklaimnya sebagai yang pertama di Indonesia.

"Risetnya sejak 2016, dapat formulanya lalu kami ajukan ke Ditjen HAKI untuk hak patennya tahun 2019," kata Agung kepada wartawan di Pleret, Bantul, Kamis (18/8/2022).

Baca juga: Karut Marut Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bandung, DLH Sebut karena Kurangnya Armada Angkut

Berbagai bahan bangunan hasil pengolahan plastik seperti konblok, pemecah gelombang, separator pembatas jalan bisa dibuat.

Untuk campuran sistem pemanas ini yakni 70 persen pasir yang terpenting tidak banyak debu, dan 30 persen plastik.

Agung mengklaim hasil pengolahan plastik ini bisa bertahan melebihi yang terbuat dari semen. Bahkan sudah diuji coba dari Balibang Kementerian PUPR dan juga pernah menjuarai Pertamina Foundation tahun 2021.

"Dari awal (pembuatan konblok) sampai akhir paling hanya lima sampai sepuluh menit saja dan sudah bisa dipakai, tapi biasanya masih panas dan biasanya menunggu satu jam dulu," kata dia.

Dikatakannya, hasil olahan Komunitas Bijak Sampah ini sudah dilirik DPP Kagama Kalimantan yang meminta sampel balok. Jika berhasil dipakai untuk membuat bangunan di sekitar IKN.

"Request DPP Kagama Kalimantan minta dibuatkan prototipe untuk bahan baku fondasi karena lentur dan tahan di tanah gambut, itu untuk IKN," kata dia.

"Nanti November kami presentasi di Kementrian BUMN," kata dia.

Wakil Ketua Komunitas Bijak Sampah sekaligus salah satu inventor Tri Setyawati menambahkan, pengolahan sampah ini menggantikan semen sebagai perekat.

"Kami juga tidak menggunakan semen dan tidak ada pembakaran atau pelelehan plastik," kata dia.

Dijelaskannya, mesin pengolahan plastik ini masih prototipe, belum dipasarkan, dan masih terus dikembangkan.

Saat ini pihaknya masih fokus menginisiasi kampung bijak mengolah sampah berteknologi hijau, di Kalurahan Pleret. Ke depan, diharapkan sampah selesai tingkat padukuhan.

"Kami mengajak masyarakat khususnya yang memiliki bank sampah untuk menyetor sampah jenis residu ke kami agar bisa diolah. Kalau untuk harga alat ini tidak mahal dan kalau ada yang mau mempelajarinya kami ajari," kata Tri.

Pengasuh kampung bijak sampah berbasis teknologi hijau Nur Subiyantoro mengatakan pihaknya akan terus meningkatkan pengolahan sampah plastik ini, dan harapanya sampah tidak perlu dibuang sampai ke TPST Piyungan.

"Kampung Bijak Sampah selaras dengan program Bantul Bersih Sampah atau Bantul Bersama Tahun 2025. Ini baru dilakukan di Kalurahan Pleret, jika dilakukan di 74 kalurahan lain di Bantul maka masalah sampah bisa diatasi tanpa menimbulkan masalah lainnya," kata dia.

Nantinya, pengolahan sampah ini dikelola Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMkal) sehingga bisa meningkatkan perekonomian warga.

Tidak hanya sampah plastik, namun juga sampah organik yang bisa dibuat kompos.

"Jika kalurahan menginginkan alat untuk mengolah sampah plastik yang sudah tidak punya nilai ekonominya, saya siap menjembataninya," kata Wakil Ketua I DPRD Bantul ini.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul Ari Budi Nugroho mengatakan, warga Bantul menghasilkan 300 ton sampah setiap harinya.

Sehingga perlu upaya bersama menyelesaikan sampah, dan salah satunya pola pikir harus mengarah kepada sampah menjadi komoditas yang bernilai ekonomis.

"Harapan dengan adanya Kampung Bijak Sampah ini bisa bersinergi dengen Pemkab Bantul untuk menyelesaikan permasalahan sampah ini," kata dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Yogyakarta
PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

Yogyakarta
5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

Yogyakarta
Soal 'Snack Lelayu' KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Soal "Snack Lelayu" KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Yogyakarta
Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Yogyakarta
Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Yogyakarta
Kasus Korupsi Selesai, Kejari Gunungkidul Kembalikan Rp 470 Juta ke RSUD Wonosari

Kasus Korupsi Selesai, Kejari Gunungkidul Kembalikan Rp 470 Juta ke RSUD Wonosari

Yogyakarta
Viral, Video Warga Lempar Sampah ke Truk, DLHK Kota Yogyakarta: Masyarakat Enggak Sabar

Viral, Video Warga Lempar Sampah ke Truk, DLHK Kota Yogyakarta: Masyarakat Enggak Sabar

Yogyakarta
Hasil Rekonstruksi Suami di Gunungkidul Membunuh Istri Saat Tidur

Hasil Rekonstruksi Suami di Gunungkidul Membunuh Istri Saat Tidur

Yogyakarta
Gerindra dan PDI-P Gunungkidul Buka Peluang Kader Maju Pilkada

Gerindra dan PDI-P Gunungkidul Buka Peluang Kader Maju Pilkada

Yogyakarta
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Ganjar: Tunggu Prosesnya

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Ganjar: Tunggu Prosesnya

Yogyakarta
5 Orang Ambil Formulir Calon Bupati Penjaringan Golkar, Ada Mantan Wakil Bupati Kulon Progo

5 Orang Ambil Formulir Calon Bupati Penjaringan Golkar, Ada Mantan Wakil Bupati Kulon Progo

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com