Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mogok Sembelih Sapi karena Pasar Hewan Ditutup, PPDS: Mau Potong Apa?

Kompas.com - 31/05/2022, 10:38 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - ‎Paguyuban Pedagang Daging Sapi (PPDS), Segoroyoso, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memutuskan mogok selama tiga hari usai penutupan sejumlah pasar hewan. 

Ketua PPDS Segoroyoso, Rejo Mulyo mengatakan rencana penghentian penyembelihan sudah diberitahukan melalui surat edaran kepada seluruh anggotanya.

"Selama tiga hari terhitung Selasa (31/5/2022) malam hingga Sabtu 3 Juni 2022 yang akan datang. Sudah kita edarkan Senin (30/5/2022) malam," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (31/5/2022).

Baca juga: Dampak PMK di Sumut, Penjualan Sapi untuk Kurban Diprediksi Turun 30 Persen

Dijelaskannya, aksi mogok menyembelih sapi ini sebagai dampak penutupan sejumlah pasar hewan di wilayah DIY dan juga Jawa Tengah, karena adanya temuan penyakit mulut dan kaki (PMK).

Penutupan tersebut menyebabkan pasokan sapi untuk disembelih sangat minim bahkan tidak ada. Para pedagang mengandalkan pasokan sapi dari pasar hewan seperti Siyono Harjo dan Munggi, Gunungkidul; pasar hewan Prambanan di Sleman dan pasar hewan di Muntilan, Jawa Tengah.

"Sehari memotong 52 ekor sapi dan jumlah tidak mungkin mampu dipasok oleh pasar hewan yang saat ini masih buka karena pasar hewan yang skalanya kecil," kata Rejo.

"Jika harga sapi tinggi, kami masih bisa motong. Namun kalau tidak ada sapi yang dipotong, trus mau motong apa?," ucap Rejo.

Bahkan aksi mogok akan berlanjut jika pasar hewan tak segera dibuka.

"Kami hanya berharap pasar kembali dibuka. Dan jika belum dibuka kami tetap lanjutkan mogok," lanjutnya.

Rejo mengatakan, para pedagang daging di pasar tradisional dipastikan tidak akan buka jika tidak ada pasokan.

Hal ini diperkirakan akan membuat daging sapi sulit ditemukan di pasar-pasar. Selain itu,  harga daging sapi berpotensi melonjak.

"Kalau daging sapi langka, ya itu dampak tidak ada lagi pasokan dari penyembelihan," ucap dia.

Sebelumnya, Dinas Perdagangan Kabupaten Gunungkidul, menutup sementara pasar hewan Siyono Harjo dan Munggi, selama 14 hari karena ada temuan dugaan kasus PMK.

"Dua pasaran wage (penanggalan jawa) yang kami tutup dan akan buka lagi pada wage, 17 Juni mendatang untuk pasar Hewan Siyono Harjo," kata Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon Minggu (29/5/2022)

Dikatakannya, penutupan pasar hewan Siyono sudah diumumkan kepada seluruh pedagang pada Sabtu (28/5/2022) kemarin. Sementara untuk pasar hewan Munggi akan ditutup selama 14 hari atau sampai 18 Juni 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com