Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daging Ternak Terjangkit PMK Bisa Dikonsumsi, Jeroan dan Tulang Dimusnahkan

Kompas.com - 20/05/2022, 09:06 WIB
Dani Julius Zebua,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Ternak yang terjangkit penyakit kuku dan mulut (PMK) punya persyaratan khusus bila tetap akan dikonsumsi.

Mantan Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo, Drajat Purbadi mengungkapkan, penyembelihan hewan ternak sebaiknya dilakukan di tempat pemotongan hewan.

Dagingnya nanti bisa dikonsumsi, namun tulang dan jeroan diperlakukan tersendiri, yakni dimusnahkan, termasuk dengan cara dikubur.

Baca juga: Dirjen Peternakan: Kasus PMK Hanya 0,6 Persen Populasi Ternak, Warga Bisa Beribadah Kurban dengan Baik

“Ketika masih dalam keadaan hidup boleh disembelih di rumah potong hewan. Daging aman dikonsumsi. Jeroan dan tulang diperlakukan khusus seperti dikubur, karena sumber virusnya ada di sana. Yang diambil dagingnya saja,” kata Drajat ditemui saat serah terima jabatan dengan pengganti dirinya, Sudarmanto di kantor , Kamis (19/5/2022).

Drajat mengungkapkan, PMK tidak menular pada manusia. Namun, penyakit ini bisa merugikan masyarakat dalam skala luas bila tidak diatasi penularannya.

PMK kemudian ditakuti karena penyebarannya yang cepat, bila terjangkit maka ternak mengalami penurunan berat badan, produksi susu menurun dan akhirnya merugikan petani.

Sejauh ini, pemerintah mendeteksi dua kasus PMK di Kulon Progo. Kedua ternak terdiri dari satu domba dan satu sapi bunting yang berada di satu kelompok tani di Pedukuhan Diren, Kalurahan Pandowan.

Domba telah mati, sementara sapi dalam kondisi sehat. “Perlu dipantau ekskalasinya agar penanganannya disiapkan,” kata Drajat.

Karena kemunculan kasus itu, penyebarannya dideteksi melalui surveilans atau pengambilan sampel.

Baca juga: Dinas Pertanian Pastikan Hewan Ternak di Banten Aman dari PMK Jelang Idul Adha

Ditemukan lagi delapan suspek di kelompok tani pada pedukuhan lain di Pandowan. Delapan domba menunjukkan gejala PMK. Namun, luka sudah kering dan mau makan. Domba berada dalam satu kandang.

Pemerintah masih menguji laboratorium sampel yang diambil dari kandang tersebut. “Belum keluar hasil laboratorium. Kita menunggu,” kata Sudarmanto pada kesempatan yang sama.

Selain itu, pemerintah juga menyelidik asal domba yang terjangkit PMK. Ternak domba itu merupakan bantuan hibah DPP untuk puluhan kelompok tani yang ada di Kulon Progo.

Domba positif PMK merupakan ternak baru asal Magelang. Namun, bukan berarti virus berasal dari Magelang.

Baca juga: Ditemukan Dua Kasus Suspek PMK Hewan Ternak di Tangsel, Menteri Pertanian: Sedang Masa Pemulihan

“Dugaannya dari Magelang, tapi virus bukan berarti dari sana,” kata Drajat. Karena kasus itu, masyarakat diminta lebih awas terhadap ternak mereka.

Gejala klinis 2-14 hari. Terdapat lesi atau luka pada mulut, lidah hingga langit-langit mulut. Ternak lemah, lesu, malas makan hingga suhu tubuh meningkat. Bila muncul luka di antara kuku mengakibatkan ternak berjalan pincang.

Ternak terjangkit PMK bisa sembuh dengan penanganan yang baik, diawali isolasi dari yang lain. Kemudian pendukung berupa pengobatan baik berupa pemberian antibiotik, elektrolit, vitamin, disertai dengan ketelatenan pemilik dalam merawat.

“Lima hari kemudian (ternak mulai) bisa makan. Perlakuan tepat maka ternak bisa sembuh,” kata Drajat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Yogyakarta
Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Yogyakarta
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Yogyakarta
Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com