“Indonesia ini negara konsensus demi menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan dari Sabang sampai Merauke, yang berbeda bangsa dan agama, maka para ulama dan founder memutuskan Indonesia tidak menjadi negara agama. Menolak (negara agama) dijalankan di Indonesia. Tidak menolak dijalankan oleh negara lain,” kata Nasir.
Baca juga: Kunjungi Filipina, Yasonna Bakal Bahas Kerja Sama Atasi Radikalisme dan Terorisme
Nassir berbicara penuh semangat di Al Ghifari. Ia datang bersama AKBP Erlan Munaji dari Divisi Humas Polri.
Kehadiran mereka sejatinya silahturahmi Kamtibmas (Keamanan Ketertiban Masyarakat) sekaligus rangkaian program kegiatan kontra radikal dengan para kyai beserta santriawan dan santriwati di ponpes tersebut.
“Kami ingin memberikan pemahaman terkait membentengi diri dari aliran-aliran radikal. Setelah dapat memahami nantinya tidak ada yang terjerumus ke dalam aliran atau paham radikal,” kata Erlan.
Sejumlah pejabat teras kehumasan juga hadir, seperti Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto, Kasubbid Penmas Bidang Humas Polda DIY AKBP Verena Sri Wahyuningsih dan Wakapolres Kulon Progo Kompol Sudarmawan.
Para petinggi di tingkat kecamatan hingga lurah hadir di sana. Rombongan diterima pemimpin Ponpes Al Ghifari KH Nur Hadi Widoro, para santriawan dan santriwati.
Pada kesempatan tersebut sekaligus penyerahan tali asih sarana dan paket sembako secara simbolis dari Erlan pada Nur Hadi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.