Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasir Abbas Sosialisasi Kontra Radikalisme di Kulon Progo: Jangan Klitih, Jangan Tawuran, Ini Incaran Rekrutmen

Kompas.com - 21/04/2022, 15:43 WIB
Dani Julius Zebua,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Nasir mengaku, semakin tenggelam dalam paham radikalisme makin jauh dari keluarga. Ia jadi sangat jarang bertemu ibunya, hingga akhir hayat.

“Saya sudah jauh dari ibu. Tidak pulang dalam waktu lama, terus pergi ke berbagai negara. Saya tidak bertemu ibu dan kematiannya di 2012, saya tidak datang. Semangat bela Islam itu begitu tinggi, tapi melupakan ibu. Saya menyesalinya seumur hidup, hingga tidak bisa memaafkan diri saya sampai sekarang,” kata Nasir.

Nasir berubah sejak polisi Indonesia menangkap dirinya di 2003, setelah Bom Bali. Ia tersadarkan bahwa pemerintah dengan aparatnya bukan memerangi Islam, melainkan perbuatan orang-orang yang melakukan kekerasan dan menimbulkan korban.

Nasir lalu berkeliling Indonesia menyiarkan kontra radikalisme selepas dari penjara.

Ia mengatakan bahwa Indonesia tidak bisa menjadi negara Islam. Hal ini sudah final sebagai kesepakatan sejak kemerdekaan Indonesia. Para pendiri bangsa mengikat kuat semua elemen masyarakat dengan UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan dasar negara Pancasila.

“Indonesia ini negara konsensus demi menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan dari Sabang sampai Merauke, yang berbeda bangsa dan agama, maka para ulama dan founder memutuskan Indonesia tidak menjadi negara agama. Menolak (negara agama) dijalankan di Indonesia. Tidak menolak dijalankan oleh negara lain,” kata Nasir.

Baca juga: Kunjungi Filipina, Yasonna Bakal Bahas Kerja Sama Atasi Radikalisme dan Terorisme

Nassir berbicara penuh semangat di Al Ghifari. Ia datang bersama AKBP Erlan Munaji dari Divisi Humas Polri.

Kehadiran mereka sejatinya silahturahmi Kamtibmas (Keamanan Ketertiban Masyarakat) sekaligus rangkaian program kegiatan kontra radikal dengan para kyai beserta santriawan dan santriwati di ponpes tersebut.

“Kami ingin memberikan pemahaman terkait membentengi diri dari aliran-aliran radikal. Setelah dapat memahami nantinya tidak ada yang terjerumus ke dalam aliran atau paham radikal,” kata Erlan.

Sejumlah pejabat teras kehumasan juga hadir, seperti Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto, Kasubbid Penmas Bidang Humas Polda DIY AKBP Verena Sri Wahyuningsih dan Wakapolres Kulon Progo Kompol Sudarmawan.

Para petinggi di tingkat kecamatan hingga lurah hadir di sana. Rombongan diterima pemimpin Ponpes Al Ghifari KH Nur Hadi Widoro, para santriawan dan santriwati.

Pada kesempatan tersebut sekaligus penyerahan tali asih sarana dan paket sembako secara simbolis dari Erlan pada Nur Hadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Yogyakarta
Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Yogyakarta
Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Yogyakarta
Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Yogyakarta
Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Yogyakarta
Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Yogyakarta
Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Yogyakarta
Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Yogyakarta
Ingin Sampaikan Aspirasi Warga soal Pilkada, Gerindra Sleman Berencana Bertemu Erina Gudono

Ingin Sampaikan Aspirasi Warga soal Pilkada, Gerindra Sleman Berencana Bertemu Erina Gudono

Yogyakarta
Pasar Terban Yogyakarta Direvitalisasi, Pedagang Pindah ke Shelter

Pasar Terban Yogyakarta Direvitalisasi, Pedagang Pindah ke Shelter

Yogyakarta
Bunuh Mantan Pacar karena Cemburu, Pria di Bantul Mengaku Masih Cinta

Bunuh Mantan Pacar karena Cemburu, Pria di Bantul Mengaku Masih Cinta

Yogyakarta
Bawa Bom Molotov, Remaja Belasan Tahun di Bantul Ditangkap

Bawa Bom Molotov, Remaja Belasan Tahun di Bantul Ditangkap

Yogyakarta
Bus Berpenumpang Tujuan Pati Hangus Terbakar di Ring Road Barat Yogyakarta

Bus Berpenumpang Tujuan Pati Hangus Terbakar di Ring Road Barat Yogyakarta

Yogyakarta
Basarnas Sebut Jasad di Bantul merupakan Warga Kota Yogyakarta yang Hilang di Kali Code

Basarnas Sebut Jasad di Bantul merupakan Warga Kota Yogyakarta yang Hilang di Kali Code

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Lebat

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com