Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klitih Yogyakarta, dari Pertikaian Pelajar yang Berkembang Jadi Kejahatan Jalanan

Kompas.com - 10/04/2022, 15:05 WIB
Rachmawati

Editor

 

"Masyarakat bisa ciptakan hukum rimba sendiri"

Kasus klitih yang terus berulang membuat Bobi resah dan merasa tidak aman bepergian di kota tempat tinggalnya sendiri.

Sebagai orang yang pernah menjadi korban, Bobi menilai para pelaku tidak mendapat hukuman yang setimpal. 16 pelaku yang menyerang Bobi hanya dikenakan wajib lapor.

Salah satu alasannya karena Bobi tidak memperkarakan kasus itu lebih lanjut setelah mempertimbangkan kesibukan kuliahnya.

"Tapi aku yakin kalau aku kasuskan pun ujung-ujungnya cuma wajib lapor," kata dia.

Baca juga: Sosiolog UGM Sebut Fenomena Klitih di Yogyakarta Muncul antara Tahun 2004-2009

Tetapi kali ini Bobi betul-betul berharap aparat keamanan memiliki cara yang lebih efektif untuk memberantas aksi kejahatan jalanan itu sampai ke akar-akarnya.

"Takutnya kalau terus dibiarkan, masyarakat anggap polisi enggak punya power, akhirnya mereka menciptakan hukum rimbanya sendiri," kata Bobi.

Kepala Bidang Humas Polda DIY, AKBP Yulianto, menolak permintaan BBC News Indonesia untuk diwawancara terkait ini. Sedangkan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Komisaris Besar Ade Ary Syam belum merespons hingga artikel ini ditulis.

Sementara itu, keresahan masyarakat juga tampak melalui media sosial, di mana topik klitih masih menjadi perbincangan hangat hingga Jumat (8/4/2022).

Baca juga: Diduga Klitih di Yogyakarta Aniaya Anak DPRD Kebumen hingga Tewas, Mengapa Klitih Masih Saja Terjadi?

Muncul pula informasi-informasi seputar penangkapan "klitih" oleh warga yang belum seluruhnya terkonfirmasi.

Sosiolog Suprapto mengingatkan masyarakat untuk tidak main hakim sendiri dalam situasi ini, sebab hal itu hanya akan menimbulkan konflik horizontal.

"Andaikata masyarakat sempat menangkap pun lebih baik segera laporkan dan biar aparat berwenang yang menangani," kata dia.

Hanya saja, penegakan hukum yang tidak menimbulkan efek jera ditenggarai sebagai salah satu penyebab terus berulangnya kasus kejahatan jalanan ini. Usia pelaku yang masih anak-anak membuat mereka kerap mendapat hukuman ringan.

Baca juga: Dafa, Anak DPRD Kebumen Tewas Diduga Dianiaya Klitih di Yogyakarta, Polisi: Lebih Tepatnya Tawuran

"Polisi pun dalam posisi dilema, tapi ada yang menghambat untuk bertindak tegas karena mereka anak-anak, akhirnya diversi [penyelesaian perkara anak di luar pidana]. Tapi ya susah kalau sudah sampai membunuh, masa diversi?" ujar dia.

Tetapi Suprapto menegaskan penanganan kejahatan jalanan tidak bisa hanya bermuara pada penindakan aparat di lapangan. Menurut dia, pihak sekolah dan orang tua harus turut terlibat dalam pencegahan yang terintegrasi.

"Kalau keluarga ikut menjaga, polisi berpatroli dan guru di sekolah juga melakukan pemetaan, saya kira ini bisa mencegah," kata Suprapto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Yogyakarta
Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Yogyakarta
Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting 'Charger' HP

Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting "Charger" HP

Yogyakarta
Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Yogyakarta
UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

Yogyakarta
Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Yogyakarta
Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Yogyakarta
YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

Yogyakarta
Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com