Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Padukuhan Wotawati di Aliran Bengawan Solo Purba, Kala Sinar Matahari Lebih Singkat Dibandingkan Daerah Lain...

Kompas.com - 25/03/2022, 16:28 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Berada di lembah membuat keunikan tersendiri, karena untuk menikmati teriknya matahari berbeda dengan wilayah lainnya.

"Sinar matahari di sini agak terlambat, ibaratnya di lain dusun setengah 7 atau jam 7 pagi sudah kena sinar matahari. Nah, kalau di sini belum, baru kena sinar matahari sekitar jam 8, setengah 9 pagi," kata Robby

"Kalau sore di sekitar jam setengah 5 sudah mulai gelap. Karena terhalang oleh gunung-gunung di samping dusun," kata dia.

Memang ketika Kompas.com di sana sekitar pukul 16.16 WIB meski cuaca cerah, namun sama seperti wilayah kota Wonosari, pukul 17.00 WIB sudah agak gelap.

Baca juga: 47 Warga Positif Covid-19, Padukuhan Klaster Hajatan di Gunungkidul Lockdown

Keterbatasan di Padukuhan Wotawati

Berada di lembah pegunungan karst membuat beberapa keterbatasan warga Padukuhan Wotawati.

"Di sini memanfaatkan air hujan. Sebenarnya ada 4 sumur dengan kedalaman 4-5 meter. Tapi kalau ngebor lagi di titik lain jarang ada yang keluar airnya," ucap Robby.

"Pernah coba mengebor sumur ternyata di bawah itu kayak ada aliran, cuma airnya tidak bisa dinaikkan," kata dia

Setiap musim kemarau, mereka membeli air bersih dari tangki swasta dengan harga Rp 130.000 per 5.000 liter air bersih.

Rata-rata setiap keluarga menghabiskan 4 sampai 5 tangki per musim kemarau.

"Sebenarnya untuk PDAM ada 21 titik, tapi dari 21 itu ada 15 titik bermasalah dan tidak kunjung diperbaiki. Jadi selama 3 bulan ini kita bayar beban terus, padahal sama sekali tidam menikmati air PDAM," ucap dia.

Baca juga: Puluhan Orang di Satu Padukuhan di Bantul Positif Covid-19

Robby mengatakan selain air, sinyal televisi hingga provider cukup sulit.

"Kalau untuk sinyal ya agak susah karena terhalang gunung-gunung itu. Apalagi saat hujan deras," kata dia

"Untuk TV ya harus pakai parabola karena kalau pakai antena biasa tidak bisa," kata Robby.

Salah seorang warga, Sugito (60) mengakui untuk akses infrastruktur masuk di wilayah Wotawati hanya bisa dilalui satu jalan, dan akses masih berupa corblok yang dibangun sejak 1989.

Untuk akses jalan lain yang melalui Telaga suling juga sulit dilalui, dan pihaknya berharap ada pembangunan jalan.

"Belum pernah diaspal. Tahun 1989 mulai corblok secara bertahap," kata Sugito.

Baca juga: Kisah Padukuhan Gadungsari Bangkit Setelah Jadi Klaster Pertama Corona di Gunungkidul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak Amien Rais Ikut Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui DPC PKB Kota Yogyakarta

Anak Amien Rais Ikut Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui DPC PKB Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Polemik UKT di UGM dan Pentingnya Mengawal Kebijakan...

Polemik UKT di UGM dan Pentingnya Mengawal Kebijakan...

Yogyakarta
TPA Regional Piyungan Ditutup, Bantul Klaim Siap Mengelola Sampah

TPA Regional Piyungan Ditutup, Bantul Klaim Siap Mengelola Sampah

Yogyakarta
KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Yogyakarta
Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Yogyakarta
Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting 'Charger' HP

Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting "Charger" HP

Yogyakarta
Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Yogyakarta
UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

Yogyakarta
Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Yogyakarta
Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Yogyakarta
YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

Yogyakarta
Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com