Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Harga Kedelai Mahal, Perajin Tahu Mogok Massal 3 Hari, Ini Kondisinya

Kompas.com - 17/02/2022, 05:40 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Para perajin tahu dan tempe di Salatiga, Jawa Tengah, akan mogok produksi selama tiga hari, dari tanggal 21-23 Februari 2022.

Hal itu sebagai respons atas meroketnya harga kedelai. Saat ini harga kedelai per kilogramnya mencapai Rp 11.000 dari sebelumnya kisaran harganya Rp 8.500 per kilogram.

Dampaknya terasa untuk biaya produksi, tahu tempe dijual dengan harga sekitar Rp 53.700 per papan atau kisaran Rp 20.000 per tong.

Baca juga: Harga Kedelai Meroket, Perajin Tahu Bandung Ancam Mogok Produksi

"Kenaikan harga ini semakin tak bisa diikuti para perajin. Pemerintah harus mengambil tindakan agar perajin tidak semakin susah," jelas Ketua Pusat Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) Jawa Tengah Sutrisno Supriantoro, Rabu (16/2/2022).

Baca juga: Seandainya Para Pebalap MotoGP Tahu Derita dan Keadaan Kami...

Pangkas kuantitas produksi

Produksi tahu di Pabrik Tahu NJ di Jalan Terusan Pasirkoja, Kota Bandung.KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA Produksi tahu di Pabrik Tahu NJ di Jalan Terusan Pasirkoja, Kota Bandung.

Sementara itu, hal senada juga diungkapkan Ketua Kopti Kabupaten Bandung Gufron.

Dirinya mengakui bahwa kenaikan harga kedelai membuat dirinya memangkas jumlah produksi.

"Saya sebagai perajin tahu tempe juga sudah keteteran menaikkan harga. Biasanya saya menghasilkan 9 kuintal salama satu hari, sekarang jadi 7 kuintal, hilang 2 kuintal. Kalau dihitung per-hari saya sudah hilang Rp 1 juta seharinya," ungkapnya.

Gufron pemicu kenaikan harga itu adalah hasil panen yang kurang baik di Amerika Serikat.

Hal itu membuat naiknya harga minyak dunia yang sampai saat ini mempengaruhi harga komoditi, termasuk kedelai.

Baca juga: Harga Kedelai Tak Terkendali, Perajin Tahu Tempe Mogok Produksi 3 Hari

"Ada dua faktor, panen di Amerika kurang surplus, kemudian harga minyak yang naik mempengaruhi komoditi. Ada juga yang menyebut terjadi permasalahan ketika muat ekspornya naik ke kapal, itu belum bisa diselesaikan dalam beberapa hari," tuturnya.

Gufron pun mengimbau para perajin tahu di Kabupaten Bandung akan kompak mogok produksi.

Modok produksi, katanya, adalah jalan alternatif hingga waktu penentuan kenaikan harga.

"Sejujurnya, kami meminta maaf kepada konsumen. Saya juga mengikuti yang lain ikut mogok, sekarang misalnya sesama usaha tahu, yang lain demo mogok, masa saya enggak, pasti pabrik juga didatangi jadi sorotan, jadi serba salah, karena urusan keuntungan mah buat siapa lagi kalau harga stabil pasti untuk semuanya," katanya ditemui di kediamannya, Selasa (15/2/2022).

Baca juga: Kebingungan Perajin Tahu Tempe Akali Kenaikan Harga Kedelai: Hilang Rp 1 Juta Per Hari

 

Tidak turun ke jalan

Sementara itu, aksi mogok itu tak disertai dengan aksi turun ke jalan atau demonstrasi atau bertindak anarkis.

"Kita protes dengan cara kita, agar pemerintah mendengarkan suara perajin tahu dan tempe," ungkapnya.

"Ini merupakan langkah yang harus kami ambil, karena harga kedelai kenaikannya tak terkontrol," tambahnya.

(Penulis : Kontributor Bandung, M. Elgana Mubarokah, Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana | Editor : Ardi Priyatno Utomo, Khairina)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com