YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 4 jemaah haji asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meninggal dunia saat menjalankan ibadah haji.
Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag DIY Aidi Johansyah mengatakan, data terakhir jemaah haji yang meninggal di Tanah Suci asal DIY sebanyak 4 orang.
“Sementara laporan kemarin ada 4 orang. Kami posisi masih di Mina jadi belum koordinasi lagi dengan ketua kloter,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (19/6/2024).
Baca juga: Arab Saudi Bebaskan 34 Warga Makassar yang Gunakan Visa Haji Palsu, 3 Masih Ditahan
Aidi menjelaskan, saat ini ketua kloter sedang bertugas menggerakan jemaahnya khususnya yang berasal dari DIY untuk meninggalkan Mina.
Dia mengungkapkan, penyebab dari meninggalnya 4 jemaah haji asal DIY karena sudah lansia dan tidak kuat dengan cuaca ekstrem di Arab Saudi.
“Ada yang karena lansia tidak kuat di cuaca ekstrem, ada yang lemes. Intinya karena panas. Petugas haji juga ada satu yang meninggal, itu karena kecapekan,” jelas dia.
Baca juga: Mengenal Gelang Haji yang Dipakai Jemaah Haji Indonesia
Baca juga: Oknum yang Berangkatkan Warga Makassar ke Tanah Suci Pakai Visa Haji Palsu Akan Dilaporkan ke Polisi
Lanjut dia, jemaah yang meninggal akan dilaporkan oleh ketua kloter kepada Maktab. Kemudian jenazah akan diurus oleh Maktab dan akan dimakamkan di Tanah Suci dan tidak dibawa ke Indonesia.
“Aturan di Arab Saudi seperti itu (jenazah dimakamkan di Arab),” kata dia.
Aidi mengungkapkan tantangan jemaah haji pada tahun ini adalah cuaca ekstrem bahkan saat pukul 10.00 sampai 14.00 suhu udara sudah sangat panas.
Baca juga: Gelang Haji Indonesia dari Kemenag, Apa Fungsi dan Fitur di Dalamnya?
Saat ini jemaah haji asal DIY, 95 persen sudah meninggalkan tenda Mina dan menuju hotel masing-masing.
“Bagi orang-orang tua lansia itu sangat berat karena memang sangat panas dan di tenda pun penuh,” kata dia.
“Karena panas, jadi menyebabkan banyak jemaah dehidrasi saat jumroh aqobah sehingga mereka kekurangan minum dan agak lemas. Tapi alhamdulilah semua teratasi,” kata dia.
Menurut dia, heatstroke menjadi tantangan bagi jemaah haji.
Bahkan pemerintah setempat juga memberikan imbauan keras serta mengunci pagar sehingga jemaah haji dilarang melakukan lempar jumroh saat cuaca sedang sangat panas.
“Bahkan ancamannya saya baca kemarin bagi jamaah yang ngeyel terancam deportasi,” pungkasnya.
Baca juga: 352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.