YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tumpukan sampah kembali muncul di jalan protokol Kota Yogyakarta. Kali ini timbunan sampah terlihat di tengah pembatas jalan di Jalan Affandi, Gondokusuman, Kota Yogyakarta.
Pantauan Kompas.com, sampah yang terbungkus kantong-kantong plastik ditimbun di tengah-tengah pembatas jalan tak jauh dari Pasar Demangan.
Selain itu, tampak pula sampah ranting bekas tebangan pohon. Ada juga sampah berupa kasur yang ditumpuk di depan toko elektronik di jalan tersebut.
Baca juga: 15 Persen Sampah Mengalir ke Laut, Kondisi Pesisir Jateng Memprihatinkan
Salah satu penjual makanan di Jalan Affandi, Atik mengatakan tumpukan sampah sudah satu bulan lebih.
“Sudah berapa bulan, sejak depo-depo ditutup. Sudah lama, sudah enggak ada action-nya,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Rabu (5/6/2024).
Atik mengatakan, kawasan Jalan Affandi ini tidak ada yang menjaga sehingga membuat oknum masyarakat dapat membuang sampah seenaknya di tengah jalan.
“Yang dijaga itu depo saja. Satu depo bisa dijaga 10 orang. Lha di titik-titik rawan itu juga dijaga,” ujarnya.
Ia berharap Pemerintah Kota Yogyakarta memberikan kewenangan kepada Satpol PP untuk menjaga kawasan Jalan Affandi ini dari pembuang sampah sembarangan.
“Kasih surat tugas kepada Satpol PP atau entah apapun lah, untuk jaga titik rawan. Kalau ada yang buang kasih hukuman suruh bayar Rp 100.000 misalkan. Itu bisa memberikan efek jera,” ujarnya.
Menurutnya, pembuang sampah di tengah-tengah pembatas jalan sering dilakukan dengan menggunakan mobil bak terbuka. Selain itu dilakukan pada malam hari.
“Pernah satu colt pikap itu berhenti langsung diuncal-uncalke (dilempar) gitu aja,” kata dia.
Atik mengaku sering mendapatkan keluhan dari pelanggannya akibat bau sampah tersebut.
“Kalau mengurangi omzet Alhamdulillah enggak, kalau keluhan itu pasti,” kata dia.
Penjaga toko elektronik di Jalan Affandi, Sulis menyampaikan pembuang sampah sembarangan ini biasanya beroperasi pada malam hari.
“Malam jam 21.30 WIB, pas toko tutup ada karyawan mengetahui ada yang membuang sampah di situ. Tapi kan kami enggak berani negur,” kata dia.
Baca juga: Tak Mau Yogyakarta Jadi Kota Sampah, Warga Kranon Rela Hidup Berdampingan dengan TPST 3R