Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes DIY Belum Diperbolehkan Periksa Tempat Pengolahan Makanan di Gunungkidul, Penyebab Keracunan Belum Dipastikan

Kompas.com - 29/05/2024, 05:25 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum diberi izin untuk melakukan pemeriksaan di tempat pengolahan makanan yang diduga menjadi penyebab belasan orang keracunan di Gunungkidul.

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie mengatakan, upaya yang dilakukan Dinkes DIY maupun Dinkes Kabupaten Gunungkidul adalah dengan menguji muntahan dan kotoran.

"Iya (muntahan diuji lab), dari fesesnya tidak bisa membedakan dari makanan atau minuman atau ada dari bakteri lain," ujar Pembajun saat dihubungi, Selasa (28/5/2024).

Baca juga: Kronologi Keracunan Massal di Gunungkidul, Dua Orang Meninggal Usai Makan di Acara Syukuran

Ia menambahkan, sejauh ini pihaknya belum bisa memeriksa tempat pengolahan makanan, mengingat makanan yang diduga jadi penyebab keracunan tersebut diolah dengan masakan rumahan, bukan katering atau rumah makan.

"Yang kita sayangkan kita belum diperkenankan masuk di tempat karena itu olahan rumahan bukan olahan ketiga (katering)," ucap dia.

Menurut Pembajun, dengan memeriksa tempat olahan makanan dapat diketahui berbagai kemungkinan penyebab dari keracunan yang dialami belasan warga Gungungkidul.

Mengingat makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat tidak berubah warna dan tidak berbau.

"Tempat perlu jadi perhatian kan gitu. Kita belum lihat air didapat dari mana apakah air sumur, hujan atau air mineral kita perlu lihat. Bagaimana tempat pengolahan, sanitasinya bagaimana perlu kita lihat," kata dia.

"Kita masih belum diizinkan memang itu rumah duka karena kan itu diolah di rumah duka," imbuh dia.

Baca juga: Pendaftaran Panwas Kalurahan di Gunungkidul Diperpanjang, Ini Penyebabnya


Penyebab keracunan belum bisa dipastikan

Oleh sebab itu lanjut dia, Dinkes DIY belum bisa memastikan apakah penyebab dari keracunan karena makanan terkontaminasi bakteri E.coli atau ada kontaminasi lainnya.

"Kita tidak diperkenankan melihat sumber airnya segala macam belum boleh sama pihak keluarga. Kalau tidak diperkenankan tidak boleh kita paksa juga. Kalau info beberapa korban tidak ada makanan yang mencurigakan misalnya bau," ucapnya.

Sebelumnya, dugaan kasus keracunan makanan kembali terjadi di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kali ini, musibah menimpa belasan warga Kalurahan Ngawu, Kapanewon Playen.

Baca juga: 6 Pelaku Pembacokan di Magelang Dibekuk, 5 di Antaranya Pelajar yang Ditangkap di Sekolah

 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Ismono menyampaikan, ada 12 orang yang mengalami keluhan akibat dugaan keracunan.

Adapun lima orang dirawat di rumah sakit, dan bahkan seorang anak meninggal dunia. Berdasarkan informasi dari warga, diketahui korban yang tewas adalah bocah berusia 10 tahun.

Selain itu, seorang di antara korban yang dirawat, terpaksa dirujuk ke rumah sakit PKU Muhammadiyah.

Baca juga: Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kebakaran di Toko Mebel Kulon Progo, Pemilik: Tumpukan Kayu Mahoni

Kebakaran di Toko Mebel Kulon Progo, Pemilik: Tumpukan Kayu Mahoni

Yogyakarta
6 Bocah Terseret Arus Sungai Progo Saat Cari Ikan, 1 Orang Tewas

6 Bocah Terseret Arus Sungai Progo Saat Cari Ikan, 1 Orang Tewas

Yogyakarta
Sempat Dirawat di RS, Dua Jemaah Haji Asal Bantul Meninggal di Tanah Suci

Sempat Dirawat di RS, Dua Jemaah Haji Asal Bantul Meninggal di Tanah Suci

Yogyakarta
Hari Raya Kurban 2024 dan Temuan Ratusan Cacing Hati di Bantul Yogyakarta

Hari Raya Kurban 2024 dan Temuan Ratusan Cacing Hati di Bantul Yogyakarta

Yogyakarta
Mengamuk, Sapi Jantan di Klaten Ditenangkan dengan Sapi Betina

Mengamuk, Sapi Jantan di Klaten Ditenangkan dengan Sapi Betina

Yogyakarta
Variasi Olahan Daging Kurban, Warga Gunungkidul Serbu Penggilingan Daging

Variasi Olahan Daging Kurban, Warga Gunungkidul Serbu Penggilingan Daging

Yogyakarta
Rumah Terdampak Tambang Urug di Gunungkidul Tidak Direlokasi

Rumah Terdampak Tambang Urug di Gunungkidul Tidak Direlokasi

Yogyakarta
Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Besar Peringati Idul Adha, Warga 'Nyandhong' Gunungan

Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Besar Peringati Idul Adha, Warga "Nyandhong" Gunungan

Yogyakarta
Anggota DPRD Terpilih Asal Papua Meninggal Dunia Setelah Jadi Korban Tabrak Lari di Yogyakarta

Anggota DPRD Terpilih Asal Papua Meninggal Dunia Setelah Jadi Korban Tabrak Lari di Yogyakarta

Yogyakarta
Cerita Pemilik Rumah Terdampak Tambang Urug Tol Gunungkidul, Diliputi Rasa Waswas

Cerita Pemilik Rumah Terdampak Tambang Urug Tol Gunungkidul, Diliputi Rasa Waswas

Yogyakarta
Viral, Video Tambang Mepet Rumah Warga di Gunungkidul, Dikeruk untuk Tol

Viral, Video Tambang Mepet Rumah Warga di Gunungkidul, Dikeruk untuk Tol

Yogyakarta
Kronologi Ambulans Bawa Jenazah Tabrak Truk di Tol Pemalang-Batang, 2 Tewas

Kronologi Ambulans Bawa Jenazah Tabrak Truk di Tol Pemalang-Batang, 2 Tewas

Yogyakarta
Sapi dari Presiden Jokowi Dibagikan untuk 515 Keluarga di 5 Dusun Kulon Progo

Sapi dari Presiden Jokowi Dibagikan untuk 515 Keluarga di 5 Dusun Kulon Progo

Yogyakarta
Terjerat Tali, Sapi untuk Kurban Malah Mati di Gunungkidul

Terjerat Tali, Sapi untuk Kurban Malah Mati di Gunungkidul

Yogyakarta
Geram: Pemain Judi 'Online' Sama dengan Pemakai Narkoba

Geram: Pemain Judi "Online" Sama dengan Pemakai Narkoba

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com