YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tumpukan sampah di Depo Pengok, Kalurahan Demangan, Kemantren Gondokusuman, Kota Yogyakarta tak hanya mengganggu kenyamanan warga saja.
Bau yang ditimbulkan akibat tumpukan sampah ini juga berpengaruh pada perekonomian masyarakat sekitar.
Baca juga: Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta
Ketua RT 34, Demangan, Agus Irianto mengatakan ada warung soto yang harus rela tutup karena sepi pelanggan.
Hal itu disebabkan karena bau sampah yang ditimbulkan dari tumpukan sampah di depo tersebut.
“Warung soto itu kontrak baru 3 bulan, tutup. Enggak berani buka lagi, lalatnya banyak sekali,” ujarnya, Jumat (17/5/2024).
Tak hanya usaha di bidang kuliner yang terdampak. Kos-kosan di daerah Pengok ini juga terdampak karena bau sampah yang menyengat, sehingga penghuninya banyak yang memilih untuk pindah.
“Banyak (penghuni kos) yang pindah,” kata dia.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta Mulai Olah Sampah Jadi Bahan Bakar Alternatif RDF
Sementara itu Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya telah melakukan pembersihan sampah yang ada di luar pagar Depo Pengok.
Namun, untuk sampah yang di dalam depo masih butuh waktu untuk dibersihkan.
“Kemarin sudah kita lakukan pembersihan yang di luar pagar. Sekarang memang menyisakan yang ada di dalam, dan ini memang masa transisi ya,” kata dia.
Singgih menambahkan pasca TPA Piyungan ditutup, Pemkot Yogyakarta menyiapkan 3 TPST 3R. Namun, saat ini yang sudah beroperasi penuh baru satu lokasi.
“Ada 3 TPST 3R itu sekarang yang jalan kan satu, yang satu Kranon barusan jalan 15 Mei lalu. Ini masa transisi, kami betul-betul untuk mengelola sampah dengan pengolahan sendiri maupun dengan kemitraan,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.