YOGYAKARTA, KOMPAS.com - DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta membuka pendaftaran penjaringan bakal calon Wali Kota Yogyakarta dan Wakil Wali Kota Yogyakarta pada hari ini, Senin (29/4/2024) hingga 20 Mei 2024.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta, Eko Suwanto, menyebutkan pada penjaringan ini dilakukan secara terbuka namun bagi kader partai berlogo banteng lebih diprioritaskan.
"Kita buka penjaringan tetapi tetap kader partai diutamakan," ujarnya saat ditemui di Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta, Senin (29/4/2024).
Baca juga: 20 Caleg PDI-P di Jateng Terancam Tak Dilantik, Ini Kata KPU
Saat disinggung apakah dirinya sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta juga bakal ikut dalam penjaringan, Eko masih belum mau banyak berkomentar.
"Ya, kita lihat nanti tanggal 20 Mei," kata dia.
Dalam kontestasi Pilkada Kota Yogyakarta 2024, hanya PDI Perjuangan yang dapat mengusung pasangan wali kota dan wakil wali kota. Hal ini karena perolehan kursi PDIP pada Pemilu 2024 melebihi 8 kursi di Kota Yogyakarta.
Sedangkan syarat untuk mengusung calon sendiri minimal partai politik memperoleh 8 kursi di DPRD Kota Yogyakarta.
Baca juga: PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat
Dia menambahkan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh kandidat.
Pertama adalah persamaan visi dan misi dengan PDI Perjuangan, lalu juga memahami permasalahan Kota Yogyakarta mulai dari masalah sampah hingga masalah kejahatan jalanan atau sering disebut klitih oleh masyarakat.
"Problem lain, kalau jalan-jalan sore sampah menumpuk di berbagai sudut kota sampah liar harus ditangani dengan luar biasa," ucap dia.
Menurut Eko, masyarakat sudah menunjukkan kepedulian terhadap sampah dengan membuat berbagai bank sampah dengan sukarela.
"Kita belum lihat wajah Pemkot yang hadir soal sampah," kata dia.
Baca juga: Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan
Menurut Eko, pemimpin saat ini yang dibutuhkan adalah pemimpin yang memiliki kehendak membangun tata kota bersih dari sampah.
Menurut dia, pemimpin yang dibutuhkan Kota Yogyakarta adalah yang berani melarang penggunaan plastik.
"Tidak 100 persen tetapi sumber sampah harus ditekan," katanya lagi.
Eko menambahkan, selain itu juga masalah kejahatan jalanan yang perlu diatasi sampai akar-akarnya.
"Termasuk atasi klitih kejahatan jalanan, tapi faktanya masih ada praktik kejahatan jalanan harus dihentikan," kata dia.
Kriteria lainnya adalah menurut dia adalah yang dapat mengentaskan kemiskinan, peduli dengan stunting, dan juga peduli dengan pembangunan ruang terbuka hijau.
Baca juga: Menyelisik Awal Mula Munculnya Klitih di Yogyakarta...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.