YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Konflik monyet ekor panjang dan manusia terus terjadi di Gunungkidul, DI Yogyakarta. Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pun memberikan makan pisang dan ketela untuk monyet.
Kepala DLH Gunungkidul Harry Sukmono mengatakan, pihaknya memberikan pakan monyet di empat titik, yakni Kalurahan Purwodadi, Tepus, Giripanggung, dan Sidoharjo.
Makanan yang berupa pisang hingga ketela ini diberikan kepada MEP di titik berkumpulnya mereka.
Baca juga: Masuk Permukiman di Gunungkidul, Monyet Ekor Panjang Curi Makanan dan Pukuli Kambing Warga
"Rata-rata empat kali seminggu monyet ekor panjang diberikan pakan, selama 10 bulan. Makananya ya bervariasi mulai pisang, ketela dan buah yang disukai monyet," kata Harry saat dihubungi melalui telepon Rabu (20/3/2024).
Dijelaskannya untuk lokasi penempatan pakan, dilakukan bersama dengan masyarakat sekitar yang lebih paham lokasi berkumpul, sarang, dan jalan yang sering dilalui monyet ekor panjang.
"Masyarakat di lokasi kan yang mengetahui secara pasti dimana saja lokasi sering munculnya monyet," kata dia.
Harry mengatakan selain mengurangi konflik, pemberian pakan ini juga untuk menyusun kajian soal monyet ekor panjang dan penangananya ke depan.
Penyusunan kajian penanganan monyet ekor panjang itu bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan UGM. Harapannya kedepan konflik manusia dan monyet berkurang.
DIsinggung sejauh mana dampak pemberian pakan, pihaknya masih melakukan kajian. Sebab, masih beberapa kali dilakukan.
Sebelumnya, Ulu-ulu (perangkat) Kalurahan Purwodadi, Suroyo mengatakan, monyet ekor panjang sudah meresahkan warga Kalurahan Purwodadi. Bahkan warga sampai kewalahan mengusir monyet karena saking banyaknya monyet yang datang.
"Sekali datang sampai 500 ekor, mereka memakan apa saja yang disukai manusia. Seperti jagung, kacang, hingga singkong," kata Suroyo saat dihubungi melalui telepon Senin (18/3/2024).
Baca juga: Ditangkap, Monyet yang Suka Ambil Pakaian Dalam Warga Banjarmasin
Dijelaskannya, monyet ekor panjang di kalurahan Purwodadi ada 9 kelompok. Monyet tersebut berpindah tempat mencari makan. Ladang petani yang siap panen, diserbu ratusan ekor secara bergantian.
"Sejak tiga tahun terakhir monyet ekor panjang sampai masuk ke pemukiman, Bahkan mengambil telur dan memukuli kambing petani," kata dia.
Suroyo mengaku upaya yang dilakukan petani mulai memasang jaring, hingga mengusir kurang efektif. Bahkan serangan tidak berkurang.
"Ya kerugian petani beragam, dari Rp 600.000 sampai Rp 1 juta, tapi kan berpindah-pindah lokasinya. Jikadihitung banyak," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.