YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Koentjoro mendapatkan pesan dari orang yang tidak dikenal. Pesan melalui WhatsApp (WA) itu menuding Koentjoro sebagai pendukung salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden.
Koentjoro mengaku terakhir menerima pesan pada Sabtu (16/3/2024) pagi.
"(Terakhir menerima pesan) kemarin pagi via WA, jam 06.45 WIB," ujar Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Koentjoro, Minggu (17/3/2024) malam.
Baca juga: Sivitas Akademika UGM Kembali Berkumpul di Balairung, Bacakan Pernyataan Sikap Kampus Menggugat
Pesan yang diterima Prof Koentjoro tersebut berisi tudingan dirinya mendukung salah satu pasangan calon. Dia juga dituding hanya ingin mencari jabatan.
"Intinya orangtua enggak tahu diri, curang, curang curang, saya dianggap pro 3. Mau cari jabatan, ingat janggutmu sudah tua, " ucapnya.
Koentjoro menduga pesan tersebut bukan dari buzzer. Sebab, ketika akan dilaporkan, pengirim pesan tersebut hanya diam.
"Hanya satu dan lonewolf bukan buzzer. Soalnya saya ancam balik, dia diam. Yang bersangkutan mem-bully saya di atas nomor HP-nya ada logo KPK, karena jelas enggak ada kaitannya dengan KPK. Maka, saya ancam balik saya laporkan, dia diam. Saya dibantu teman dari Polda terlacak dari Batam," urainya.
Setelah terlibat dalam sikap Petisi Bulaksumur, dia mengaku sering mendapatkan banyak pesan intimidasi. Bahkan, dia pernah didatangi orang tak dikenal sebanyak dua kali.
"Itu lebih banyak, pelakunya buzzer kalau itu bicaranya juga enggak sopan. Bahkan, kata satpam Fakultas Psikologi, saya di kantor ada yang mendatangi dua kali," tuturnya.
Meski mendapatkan sejumlah pesan hingga kantornya didatangi, dia mengaku tidak takut. Justru hal itu menjadi obyek belajarnya.
"Langkah saya malah saya gunakan obyek belajar. Santai, saya sama sekali tidak takut," pungkasnya.
Diketahui, Koentjoro merupakan salah satu akademisi yang turut bersama dengan sivitas akademika UGM menyuarakan seruan "Petisi Bulaksumur".
Kemudian, Koentjoro bersama sivitas akademika UGM juga menyuarakan "Kampus Menggugat: Tegakkan Etika dan Konstitusi, Perkuat Demokrasi".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.