Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Anak Sungai Rawan Banjir, BPBD Yogyakarta Akan Pasang EWS Otomatis

Kompas.com - 27/02/2024, 16:42 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tiga anak sungai di Kota Yogyakarta rawan banjir saat musim hujan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta pun berencana memasang tiga alat peringatan dini atau Early Warning System (EWS) otomatis.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat mengatakan saat ini baru satu EWS otomatis yang dipasang di anak sungai yang sering mengalami banjir yakni di anak sungai Belik, yang berada di Klitren, Gondokusuman, Kota Yogyakarta.

"EWS otomatis ini di Klitren (Belik). Biasanya banjir pas hujan lebat. Kalau tidak lebat tidak banjir. Kalau indikator sudah merah otomatis menyambung ke suara dan berbunyi," kata Nur saat ditemui di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (27/4/2024).

Baca juga: Gunungkidul Siap Bencana Hidrometeorologi, tapi EWS Longsor Sebagian Rusak

Menurut dia, saat EWS otomatis berbunyi warga dapat segera pindah ke titik kumpul yang sudah ditentukan di masing-masing kampung untuk menyelamatkan diri.

"Sungai ada tiga, Gajah Wong, Winongo, Code yang lewat kota (Yogyakarta). Anak sungai ada Buntung, Tekik, Widuri, dan Belik. Nanti yang sering meluap akan dipasang EWS otomatis," ucap dia.

"Buntung, Widuri, Tekik ini karakteristiknya sama seperti di Belik kalau hujan sering meluap. Ini yang kita upayakan pasang (EWS Otomatis), sekarang baru di Belik," kata dia.

Nur menambahkan pihaknya sudah melakukan pelatihan kepada warga jika terjadi banjir saat hujan lebat. Diharapkan dengan pelatihan yang diberikan dapat menambah kepakaan warga jika terjadi banjir.

"Ketika banjir kan tidak terus seperti sungai besar hanya meluap. Sebenarnya tidak terlalu berbahaya (anak sungai) jika digunakan hunian karena hanya merendam saja. Kalau sungai takutnya ada longsor talud," kata dia.

Dia menjelaskan EWS otomatis memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan EWS konvensional. EWS otomatis akan berbunyi secara otomatis jika debit air naik dan berbahaya.

Sedangkan EWS konvensional harus dilakukan pemantauan secara berkala. Jika debit air dinilai berbahaya barulah petugas BPBD Kota Yogyakarta memperingatkan warga yang berada di bantaran sungai.

Selain itu EWS otomastis memiliki keunggulan data. Dia menyebut, debit air dapat dipantau berdasarkan waktu langsung. Sehingga dapat diketahui kapan air mulai naik, puncak debit air tertinggi, hingga debit air turun.

EWS konvensional petugas harus memantau melalui CCTV yang dipasang untuk memantau data telemeteri saat data telemeteri naik petugas baru mengumumkan kepada warga.

"Kalau manual belum bisa," kata dia.

"Di luar Belik komando dari Pusdalops, dengan pengeras suara. Harapannya kedepan tiga sungai ini kita pasang karena ini penting sekali dan teknologi kita tingkatkan lagi," kata dia.

Ia berharap pada tahun 2025 atau 2026 EWS otomatis ini sudah terhubung dengan jaringan seluler sehingga masyarakat dapat memantau secara langsung melalui aplikasi.

"Tahun 25 (2025) atau 26 (2026) kita bisa masuk melalui online jaringan bisa masuk ke hp-hp, saya kira sangat membantu juga," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com