YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo sebut proses Pemilu 2024 banyak diwarnai cerita lucu.
Hal ini disampaikan Ganjar setelah bertemu seniman-seniman Yogyakarta di rumah Butet Kartaredjasa di Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (17/2/2024).
"Masyarakat sipil semua sudah menampilkan cerita-cerita lucu yang ada di setiap titik, mudah-mudahan menyadarkan kita semuanya," kata Ganjar.
Baca juga: Ganjar dan Atiqoh Sambangi Rumah Butet, Diledek Capres Lemes
Saat disinggung apa saja cerita lucu tersebut, Ganjar mencontohkan beberapa peristiwa seperti adanya satu TPS dengan lebih dari 300 pemilih.
"Apakah ada TPS lebih dari 300? Itu kurang lucu," kata dia.
Lalu saat disinggung soal kelahannya di "kandang banteng", menurut Ganjar sampai saat ini dia belum melihat adanya tanda-tanda kekalahan.
Pasalnya, kata Ganjar, sampai saat ini dia belum ada rekap suara yang diterima.
'Saya belum melihat kekalahannya, yang ada adalah rekapnya yang belum ada," kata Ganjar.
"Karena ada yang menarik gitu ya, hari ini umpama hampir sebagian besar di luar negeri saya menang," imbuh dia.
Ia mengimbau kepada pendukungnya agar tetap tenang dan tidak marah, serta mengikuti proses Pemilu hingga akhir.
Baca juga: Temui Butet Kartaredjasa, Ganjar dan Atiqoh Dihibur Seniman Yogyakarta
"Mari kita lihat maka kita hati-hati tidak perlu marah, silakan ikuti proses kawan-kawan para pendukung Ganjar-Mahfud kumpulkan seluruh data publik," kata Ganjar.
Ganjar menegaskan saat ini penghitungan belum rampung dilakukan oleh KPU, sehingga dibutuhkan waktu untuk memastikan apakah dirinya menang atau kalah dalam Pemilu 2024.
"Oh ini bukan cerita ikhlas atau tidak, satu penghitungan belum selesai."
"Belum adakan, aturan kita kan menunggu pengumuman KPU kira-kira 35 hari setelah penghitungan, berarti itung-itungannya kira-kira 35 hari, kita tunggu saja."
"Saya kira semua masih akan berjalan," kata dia.
Baca juga: Mahfud MD Bantah Disebut Tak Kompak dengan Ganjar Pranowo
Sebelumnya, Pengamat Politik Universitas Diponegoro Wahid Abdulrahman menilai strategi "bilas bersih" PDI Perjuangan Jawa Tengah tak berjalan maksimal.
Bilas bersih merupakan strategi yang dilakukan PDI Perjuangan untuk menjaga suara setelah beberapa kali Presiden Joko Widodo datang ke sejumlah daerah di Jateng.
"Kita ingat strategi bilas, itu strategi PDIP ketika Pak Jokowi turun. PDIP turun di situ ternyata tak berhasil," kata Wahid, Jumat (16/2/2024).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.