KOMPAS.com – Sampah plastik di laut ada harganya bagi masyarakat nelayan. Sampah yang dipungut atau dibawa dari laut ke darat akan dihargai setara ikan per kilogram pada harga terendah di desa-desa pesisir setempat.
Ini gerakan partisipasi nelayan mengurangi sampah di laut. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menginisiasi program dengan nama bulan cinta laut atau BCL sejak dua tahun lalu.
Dinilai berhasil, KKP berniat memasifkannya pada 2024.
Baca juga: Sampah Plastik Jadi Ancaman Ekosistem Mangrove di Tahura Ngurah Rai Bali
“Tahun depan, intensitasnya semakin masif. Kita akan mengajak lagi lebih banyak komponen masyarakat yang peduli pada lingkungan di laut,” kata Victor Gustaaf Manoppo, Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Perikanan KKP RI di Forum Adat Nasional 2023, Jumat (15/12/203).
Forum Adat Nasional 2023 dihadiri Victor Gustaaf Manoppo. Hadir pula Bappenas dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Selain itu, tampak Lukas Rumetna dari Bird's Head Seascape Manager Yayasan Konservasi Alam Nusantara, Ketua Dewan Adat Masyarakat Hukum Adat (MHA) Werur dari Distrik Bikar, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, Yunus Rumansara, dan Reza Maspaitella dari MHA Rutong Ambon.
Soal sampah di laut juga jadi sorotan. Sejatinya, menangani sampah merupakan peran semua pihak, termasuk masyarakat nelayan.
Nelayan yang banyak jadi potensi besar mencegah masuknya sampah di perairan laut Indonesia.
Baca juga: Melihat Desa Talunombo di Wonosobo, Kekurangan Sampah Plastik untuk Diolah Jadi BBM
Di sisi lain, masyarakat nelayan selalu menghadapi tantangan yang mengakibatkan kehilangan pendapatan karena tidak melaut. Di antaranya karena faktor cuaca tak tentu.
Melalui BCL, masyarakat pesisir akan terbantu. Penerapannya pun dirasa berhasil.
Karenanya, KKP akan mengintensifkan cara serupa ke nelayan lain pada 2024. Semakin banyak target jumlah desa pesisir, maka volume sampah yang diangkut semakin besar.
“Yang harusnya melaut setahun, sebulan tidak. Kamu boleh melaut, tapi bawa alat pengambil sampah."
"Bila ada sampah di laut, ambil. Pulang dia, nanti ada pemilahan, kita timbang, dapat sekilo, kita hargai,” kata Victor di forum yang mengangkat tajuk Sinergi dan Optimalisasi Peran Masyarakat Hukum Adat dan Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Baca juga: Pemerintah Optimis Bisa Kurangi 70 Persen Sampah Plastik di Laut di 2025
BCL telah berlangsung dua tahun belakangan. Aksi pertama sekitar 40 lokasi di seluruh Indonesia pada tahun 2022. Pada 2023, BCL berlangsung di 18 lokasi.
Rencananya, lebih dari 20 lokasi pada 2024.
Aksi dua tahun, pemerintah juga mendorong wawasan masyarakat akan dampak masa depan sampah pada biota dan satwa di laut.
Dalam perjalanannya, banyak apresiasi bagi program ini. Bahkan, Semen Padang tertarik ikut terlibat. Sampah plastik apapun dari nelayan akan diambil oleh perusahaan itu.
“Kami berharap, ada pihak swasta dan LSM, silahkan,” kata Victor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.