Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunga Bangkai Tumbuh di Depan Pintu Dapur Warga Kulon Progo

Kompas.com - 12/12/2023, 18:06 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com –Tumbuhnya bunga bangkai (Amorphophallus paeniifolius) menyedot perhatian. 

Bunga berwarna merah keunguan, kelopaknya melebar dengan bagian tengah kuncup tidak beraturan. Baunya tidak sedap. 

Sudah dua pekan, bunga ini makin lama makin besar di depan pintu dapur belakang rumah pasangan Widi Nuryanto (46) dan Fitriani (42) di Pedukuhan Serang, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca juga: Bunga Bangkai Setinggi 1 Meter Ditemukan Tumbuh di Kebun Kopi Musi Rawas

Tinggi kuncup bunga sekitar 40 sentimeter dari dasar tanah, begitu pula dengan lebar kelopak. Ada saja tetangga yang tertarik menengok bunga yang tumbuh di pekarangan kecil belakang rumah ini.

“Bunga ini sudah tumbuh sejak dua mingu lalu, tapi mekar sebesar ini baru tiga hari,” kata Fitriani di rumahnya, Selasa (12/12/2023).

Ketika mekar, menguar bau bunga tidak sedap. Lalat bahkan berdatangan.

Pada masa lalu, orangtua menanam umbi di sekitar rumah. Fitriani tidak ingat darimana orangtua mendapatkan umbi itu. 

Orangtua mengenalkannya sebagai umbi pohon suweg, bentuk batang hingga daun mirip tumbuhan porang.

Dari berbagai sumber, suweg sendiri termasuk keluarga bunga bangkai yang cenderung pada umbi–umbian. Umbi suweg banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan alternatif karena memiliki kandungan serat pangan, karbohidrat dan protein yang cukup tinggi. 

Kata Fitriani, umbi yang ditanam berkembang dan muncul pohon. Umbi juga sesekali jadi makanan dengan cara dikukus terlebih dahulu. 

Baca juga: Bunga Bangkai Setinggi 2,5 Meter Mekar di Agam Sumbar

Selain tumbuh pohon pada umbi, juga muncul bunga dengan aroma yang tidak sedap. “Tapi dulu bunganya kecil-kecil. Lama tidak muncul, sekarang muncul. Ini paling besar dibanding yang dulu,” kata Fitriani.

“Tidak diapakan dan dibiarkan saja. Umbi bisa dikukus, lalu dimakan. Umbinya bisa semakin banyak,” kata Fitriani.

Ditemui terpisah, Widi mengungkapkan, orangtua terdahulu memanfaatkan umbi untuk dimakan. Karenanya, peninggalan orangtua ini akan dibiarkan berkembang sendiri.

Lagipula,  suweg menghasilkan bunga yang menarik.

“Suweg itu dikukus tapi kok bisa ada bunganya, setelah sekitar lima tahun. Berbunga baru kali ini. Ini peninggalan orangtua,” kata Widi via pesan.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Yogyakarta
Buron 3 Pekan, Pencuri Motor yang Beraksi Pakai Daster di Semarang Tertangkap

Buron 3 Pekan, Pencuri Motor yang Beraksi Pakai Daster di Semarang Tertangkap

Yogyakarta
Pelaku Perdagangan Orang via Bandara YIA Ditangkap, Janjikan 5 Orang Kerja di Serbia

Pelaku Perdagangan Orang via Bandara YIA Ditangkap, Janjikan 5 Orang Kerja di Serbia

Yogyakarta
Satu Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Terdeteksi Menderita TBC

Satu Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Terdeteksi Menderita TBC

Yogyakarta
Koordinasi dengan Kepsek, Disdikpora DIY Sebut Pemicu Kericuhan Pelajar di Umbulharjo Belum Diketahui

Koordinasi dengan Kepsek, Disdikpora DIY Sebut Pemicu Kericuhan Pelajar di Umbulharjo Belum Diketahui

Yogyakarta
Demi Pembangunan Jembatan, Warga Gunungkidul Rela Serahkan Tanahnya Tanpa Ganti Untung

Demi Pembangunan Jembatan, Warga Gunungkidul Rela Serahkan Tanahnya Tanpa Ganti Untung

Yogyakarta
DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Tak Terima Ditangkap: Saya Tidak Bersalah

DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Tak Terima Ditangkap: Saya Tidak Bersalah

Yogyakarta
Motif BP Aniaya 2 Pengamen hingga Tewas di Prambanan, Sakit Hati Anak Dibentak

Motif BP Aniaya 2 Pengamen hingga Tewas di Prambanan, Sakit Hati Anak Dibentak

Yogyakarta
Bupati Sunaryanta: Gunungkidul Bukan Tempat Pembuangan Sampah

Bupati Sunaryanta: Gunungkidul Bukan Tempat Pembuangan Sampah

Yogyakarta
DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Senilai Rp 23 Miliar Ditangkap

DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Senilai Rp 23 Miliar Ditangkap

Yogyakarta
Bangkai Penyu Terdampar di Pantai Glagah, Ada Luka di Kaki dan Mulut

Bangkai Penyu Terdampar di Pantai Glagah, Ada Luka di Kaki dan Mulut

Yogyakarta
Update Tawuran Pelajar di Yogyakarta, 6 Dikembalikan ke Orangtua, Satu Diproses Hukum

Update Tawuran Pelajar di Yogyakarta, 6 Dikembalikan ke Orangtua, Satu Diproses Hukum

Yogyakarta
Pilkada Yogyakarta 2024 Dipastikan Tanpa Calon Independen

Pilkada Yogyakarta 2024 Dipastikan Tanpa Calon Independen

Yogyakarta
Disdikpora Kota Yogyakarta Keluarkan 'SOP Study Tour', Apa Saja Isinya?

Disdikpora Kota Yogyakarta Keluarkan "SOP Study Tour", Apa Saja Isinya?

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com