Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Oktober 2023, Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Kota Yogyakarta Capai 168

Kompas.com - 30/11/2023, 21:38 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Yogyakarta masih tinggi karena kasusnya mencapai ratusan.

Kepala UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Yogyakarta, Udiyati Ardiani menjelaskan sampai bulan Oktober 2023 angka kekerasan terhadap perempuan dan anak mencapai 168 kasus.

"Total yang kami tangani sampai Oktober 2023 168. Kekerasan terhadap anak 76, kekerasan terhadap perempuan 92," ujar Ardiani saat ditemui Kompas.com di kantor UPT PPA Kota Yogyakarta, Kamis (30/11/2023).

Dia menyampaikan dari sejumlah kasus tersebut terbanyak adalah kekerasan terhadap psikis.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu di Oktober, terjadi peningkatan angka kekerasan, terutama kekerasan terhadap anak.

Baca juga: Dalam 4 Bulan, Kekerasan Perempuan dan Anak di Sikka Capai 116 Kasus

"Target kami angka kekerasan terhadap anak 45, tetapi sekarang sudah di atas 50," jelasnya.

Menurut dia kenaikan kekerasan terhadap anak ini kebanyakan karena bullying atau perundungan di sekolah-sekolah.

"Karena ada UPT PPA sekolah juga sudah kenal kami, diakseskan ke sini untuk penguatan psikologis," jelasnya.

Plt DP3AP2KB Kota Yogyakarta, Sarmin menjelaskan kekerasan berbasis gender itu terjadi secara merata di Kota Yogyakarta. Dia menambahkan, pada Oktober 2023 total sebanyak 23 kasus.

Dia menyebut dua kemantren yakni Jetis dan Umbulharjo menjadi penyumbang kasus terbanyak yakni masing-masing 4 kasus.

Rentetan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak ini menjadi keprihatinan tersendiri. Pasalnya, banyak istri yang mengalami kekerasan fisik.

"Jika ditelusuri lebih jauh, jumlahnya bisa melonjak, karena ada kasus-kasus yang tidak dilaporkan, diselesaikan secara kekeluargaan, atau langsung masuk ke ranah penegakan hukum," bebernya.

Lebih lanjut, Sarmin merinci kekerasan yang dialami oleh perempuan dan anak tidak hanya kekerasan fisik tetapi juga kekerasan verbal dan seksual.

"Untuk yang kekerasan seksual itu, ada potensi korban terjangkit HIV Aids, sehingga sangat berbahaya," bebernya.

Lebih lanjut, pihaknya melakukan kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, atau 16 Days of Activism Against Gender Violence.

Aksi ini menurut dia merupakan kampanye internsional untuk mendorong penghapusan kekerasan perempuan dan anak. Aksi ini akan berlangsung selama 25 Desmber hingga 10 Desember.

"Data Kekerasan yang dilaporkan anggota jejaring di Kota Yogya masih cukup besar, khususnya terhadap kaum perempuan," tandas Sarmin

Menurutnya dalam penanganan kasus perempuan dan anak dibutuhkan penanganan yang komprehensif serta perlu upaya pencegahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Yogyakarta
Buang Sampah Sembarangan, Warga Sleman Didenda Rp 1 Juta

Buang Sampah Sembarangan, Warga Sleman Didenda Rp 1 Juta

Yogyakarta
Mau Corat-coret Seragam, 20 Pelajar di Yogyakarta Diciduk Polisi

Mau Corat-coret Seragam, 20 Pelajar di Yogyakarta Diciduk Polisi

Yogyakarta
Pemkab Bantul Keluarkan Tips Memilih Kendaraan untuk 'Study Tour'

Pemkab Bantul Keluarkan Tips Memilih Kendaraan untuk "Study Tour"

Yogyakarta
Kirim Pil Yarindo untuk Anak di Rutan Bantul, Ibu Ini Diamankan

Kirim Pil Yarindo untuk Anak di Rutan Bantul, Ibu Ini Diamankan

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Upayakan Tambah Volume Pengolahan Sampah di Pihak Swasta

Pemkot Yogyakarta Upayakan Tambah Volume Pengolahan Sampah di Pihak Swasta

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Penjual Kambing di Yogyakarta Siapkan Dokter Pribadi untuk Ternaknya

Jelang Idul Adha, Penjual Kambing di Yogyakarta Siapkan Dokter Pribadi untuk Ternaknya

Yogyakarta
Sekolah di Sleman yang Ingin Gelar 'Study Tour' Harus Izin ke Dinas Pendidikan, Ini Alasannya

Sekolah di Sleman yang Ingin Gelar "Study Tour" Harus Izin ke Dinas Pendidikan, Ini Alasannya

Yogyakarta
Kericuhan Pelajar di Kota Yogyakarta, 6 Sekolah Diserang Gerombolan Siswa dengan Seragam Coret-coret

Kericuhan Pelajar di Kota Yogyakarta, 6 Sekolah Diserang Gerombolan Siswa dengan Seragam Coret-coret

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com