YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Untuk antisipasi kekurangan air saat musim kemarau, pemerintah membangun lima embung di Gunungkidul, DI Yogyakarta. Lima embung ini akan selesai akhir tahun ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan, ada lima embung yang dibangun yakni Kalurahan Katongan, Nglipar; Gari dan Wareng di Kapanewon Wonosari; Kalurahan Kepek, Saptosari dan Girisekar, Kapanewon Panggang.
Baca juga: Embung Batur Agung di Gunungkidul Rusak, Warga Berharap Ada Bantuan Perbaikan
"Pembangunan embung program dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian. Total ada lima embung yang dibangung dengan nilai pembangunan Rp 115 juta di setiap titiknya," kata Rismiyadi saat dihubungi wartawan melalui telepon Kamis (30/11/2023).
Dijelaskannya, saat ini masih proses pekerjaan dan masih sekitar 60 persen. Pembangunan embung menggunakan geomembran untuk mempertahankan air saat musim kemarau.
Harapannya air lebih awet dan tidak mudah meresap dalam tanah.
"Adanya embung diharapkan bisa memenuhi kebutuhan air pertanian, khususnya saat musim kemarau sehingga petani tetap dapat bercocok tanam," kata Rismiyadi.
Rismiyadi mengatakan, pemilihan lima lokasi ini karena disana memiliki potensi pertanian yang tinggi. Namun saat musim kemarau aktivitas ini berhenti karena ketiadaan sumber air untuk pemeliharaan.
"Diharapkan produktivitas pertanian bisa terus meningkat dan petani mendapatkan hasilnya," kata dia.
Baca juga: Embung Kaliaji di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan sebagian besar lahan pertanian Gunungkidul tadah hujan. Awal musim komoditas padi, lalu setelah panen menyusut, yang tidak membutuhkan banyak air seperti jagung, kedelai dan lainnya.
Adapun awal penghujan tahun ini ditargetkan luas tanam padi mencapai 48.000 hektare, dengan rincian sebanyak 41.000 hektare lahan tadah hujan dan sisanya 7.863 hektare merupakan lahan sawah.
"Semoga bisa memberikan peningkatan produktivitas pertanian," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.