YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Alun-alun Wonosari dikeluhkan masyarakat karena debu yang berasal dari pasir urug pemerataan.
Kendati demikian, Pemkab Gunungkidul, Yogyakarta memastikan tidak akan melakukan penanaman rumput, tetapi membiarkan rumput tumbuh alami.
Nantinya alun-alun akan ditaburi tanah untuk merangsang rumput secara alami.
"Penaburan menunggu musim hujan. Untuk sementara hanya selesai dengan pemerataan tanpa menanam rumput baru karena dibiarkan tumbuh secara alami," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul, Harry Sukmono saat dihubungi melalui telepon Senin (6/11/2023)..
Baca juga: Buka Tutup Jalan Yogyakarta-Wonosari, Kunjungan Wisatawan di Gunungkidul Turun 20 Persen
Harry menjelaskan, penataan kawasan alun-alun Wonosari belum selesai.
Anggaran yang sudah dikeluarkan tahun ini sebesar Rp 551,3 juta untuk pemerataan Alun-alun.
Kemudian pada 2022, diawali pembangunan alun-alun Wonosari dengan anggaran sekitar Rp 700-an juta.
Untuk tahun depan, Herry mengaku belum ada anggaran untuk perbaikan karena keuangan daerah banyak terserap untuk kegiatan Pilkada.
"Untuk kelanjutan belum bisa dipastikan," ungkapnya.
Saat ini, pihaknua sedang menyusun masterplan lanjutan penataan kawasan alun-alun.
"Dan nanti akan diketahui rencana anggaran belanja (RAB) yang dibutuhkan," sambungnya.
Dia menjelaskan, setelah pemerataan lapangan rampung akan dilanjutkan dengan pembuatan jogging track, pemasangan lampu taman, bangku, dan lainnya.
Baca juga: Viral, Video Tawuran di Alun-alun Banyumas, Polisi Sebut Hanya Suporter Sepak Bola Lewat
Diketahui, dalam unggahan media sosial beberapa hari lalu di akun instagram Beritainaja mengunggah tentang kondisi Alun-alun sebelum dibangun. Banyak warganet yang mengeluhkan mengenai munculnya debu.
Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Heri Nugroho mengatakan, pihaknya berharap pemerintah segera mensikapi agar bisa berfungsi seperti semula. Sebab, kondisi saat ini masih semrawut, menimbulkan keluhan berdebu yang mengganggu aktivitas warga..
"Sudah panas dan berdebu. Kalau saya berharap bisa dihijaukan kembali," kata Heri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.