YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, DI Yogyakarta, melakukan kajian terhadap perkembangan monyet ekor panjang untuk mencegah konflik dengan manusia.
Dari laporan yang ada, hampir seluruh kapanewon ada konflik manusia dengan monyet ekor panjang.
Kepala DLH Gunungkidul, Harry Sukmono menyampaikan pihaknya menggandeng Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta, untuk melakukan kajian karakteristik monyet ekor panjang.
Dalam hal ini, memetakan karakteristik dari rekomendasi hasil kajian untuk melakukan penanganan lebih terukur dan terarah.
Baca juga: Musim Kemarau, Monyet di Gunungkidul Curi Telur Ayam Milik Warga
"Selama ini kita kebingungan menangani. Ini mereka melakukan kajian, koloninya, perilakunya, kebiasaannya, pola hidup, perkembangbiakan, hingga makanannya seperti apa," kata Harry saat dihubungi melalui telepon Rabu (25/10/2023).
Dia mengatakan pada akhir tahun ini diperkirakan kajian sudah selesai dan akan digunakan untuk penanganan selanjutnya.
Pada awal tahun 2022 sudah memetakan pola gangguan monyet ekor panjang. Dari kajian tersebut diketahui hampir semua wilayah di Gunungkidul ada catatannya.
"Ini data sekunder, kami mengumpulkan data dari Lurah dan Panewu. Ada gangguan (momyet ekor panjang)," kata dia.
Harry mengatakan, pihaknya melalui dana keistimewaan juga tengah mengupayakan untuk menjaga ekosistem satwa lokal asli Gunungkidul, termasuk di dalamnya monyet ekor panjang.
Pemerintah juga akan membangun lahan konservasi seluas 2 hektar di Kalurahan Giritirto, Purwosari. Tahun ini pengadaan tanah, dan dilanjutkan visibility studinya.
"Pengadaan untuk konservasi satwa lokal, seperti pemeliharaan satwa endemik Gunungkidul," kata Harry.
Anggota DPRD Gunungkidul Supriyadi mendukung langkah pemkab untuk melakukan kajian terhadap monyet ekor panjang. Harapannya, akan berkurang gangguan terhadap masyarakat.
"Masyarakat sudah resah, semoga bisa segera diatasi," kata dia.
Baca juga: Kemarau Panjang, Kawanan Monyet Turun Gunung dan Rusak Sawah Warga Lumajang
Sebelumnya, Konflik manusia dengan monyet muncul di Kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, DI Yogyakarta. Bahkan monyet nekat masuk ke rumah warga mencuri telur.
Ketua Pengelola Desa Wisata Nglanggeran, Mursidi mengakui saat musim kemarau seperti saat ini banyak monyet yang turun ke pemukiman warga. Hal ini karena sumber air di atas gunung api purba mulai mengering.
"Sudah lama sejak beberapa waktu terakhir monyet mulai turun. Kadang di sekitar pendopo dan loket gunung api purba itu lho mas," kata Mursidi saat dihubungi melalui telepon Selasa (24/10/2023).
Dikatakannya monyet mengambil buah seperti mangga, daun muda, hingga makanan, dan lain sebagainya. Total ada ratusan ekor monyet karena ada beberapa kelompok monyet.
"Kadang masuk ke kandang ternak warga mencuri telur. Orangnya belum bangun monyetnya sudah sampai kandang," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.