Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Ganggu Jarak Pandang di Bandara YIA, Beberapa Pesawat Dialihkan

Kompas.com - 06/10/2023, 22:35 WIB
Dani Julius Zebua,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Kabut tebal mengganggu jarak pandang di Bandar Udara Yogyakarta International Airport (YIA), Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kabut berlangsung sore hingga menjelang malam.

Kabut mengakibatkan jarak pandang 500 meter sehingga penerbangan turut terganggu. 

Stakeholder Relation Manager YIA, Ike Yutiane mengungkapkan, kabut tebal sempat mengganggu tujuh penerbangan. 

Baca juga: Cerita Pedagang Saat Ponsel Pengunjung Pasar di Kulon Progo Meledak

“Ada yang mutar-mutar saja di atas, ada yang dialihkan dan ada yang kembali ke asal,” kata Ike, di ujung telepon, pada Jumat (6/10/2023). 

Bandara YIA melaporkan, dua pesawat holding area cukup lama, yakni penerbangan dengan nomor PAS IP 244 dan BTK ID 7551.

Holding area berarti pesawat menunggu di udara dengan cara berputar-putar sambil menunggu landing.

Tiga pesawat melakukan divert, yakni nomor penerbangan SJV Super Air Jet 950, LNI Lion Air 567 dan LNI Lion Air 665.

Divert sendiri istilah penerbangan tentang pengalihan ke bandara lain. Karena gangguan kabut, tiga penerbangan dialihkan ke Surabaya. 

Sementara dua pesawat balik ke bandara asal, yakni Batik Air 6372 RT dan Trans Nusa 5536 RT. Keduanya kembali ke Cengkareng. 

“Seluruh pesawat yang holding telah mendarat,” kata Ike. 

Mengutip informasi Instagram akun @infobmkgyia, disebutkan kalau kabut muncul ketika suhu udara dingin diikuti kelembapan tinggi udara permukaan mengakibatkan kondensasi berupa pembentukan butiran air yang mengambang di udara. 

Momen ini bisa terjadi dini hari sampai pagi hari dan sore hari hingga menjelang malam. 

Kabut menghilang seiring pemanasan matahari atau saat kecepatan relatif kencang. 

Baca juga: Genjot Kunjungan Wisatawan Mancanegara, Sandiaga Upayakan Buka Penerbangan Langsung ke YIA-Australia

Pada kasus di YIA, kabut muncul karena uap air Samudera Hindia yang masuk wilayah YIA.

Sifat udara itu seperti balon, di mana saat dingin menyusut, saat panas mengembang.

Maka, saat menyusut sore hari maka uap air akan sampai ke permukaan bumi sehingga terciptalah kabut. 

“Jarak pandangnya bisa mencapai 500 meter,” kata Arum Adha Larasati, dari BMKG via pesan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua BEM UNY Mengaku Dapat Intimidasi Usai Bertemu Komisi X, Ini Kata Kampus

Ketua BEM UNY Mengaku Dapat Intimidasi Usai Bertemu Komisi X, Ini Kata Kampus

Yogyakarta
Aniaya Anak dan Istri Pakai Golok, Suami di Kudus Diduga Alami Gangguan Jiwa

Aniaya Anak dan Istri Pakai Golok, Suami di Kudus Diduga Alami Gangguan Jiwa

Yogyakarta
Sekolah Negeri dan Swasta Wajib Lapor Disdikpora Kota Yogyakarta untuk 'Study Tour'

Sekolah Negeri dan Swasta Wajib Lapor Disdikpora Kota Yogyakarta untuk "Study Tour"

Yogyakarta
Kronologi Bocah 3 Tahun di Kotagede Alami Luka Bakar 64 Persen Saat Beli Gorengan

Kronologi Bocah 3 Tahun di Kotagede Alami Luka Bakar 64 Persen Saat Beli Gorengan

Yogyakarta
Kenaikan UKT UNY Dikeluhkan BEM,  Kampus: Ditetapkan Sesuai Peraturan

Kenaikan UKT UNY Dikeluhkan BEM, Kampus: Ditetapkan Sesuai Peraturan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Pakai Jasa SPG, Penjual Hewan Kurban di Bantul Berhasil Jual Ratusan Ekor Kambing

Pakai Jasa SPG, Penjual Hewan Kurban di Bantul Berhasil Jual Ratusan Ekor Kambing

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, Diduga karena Bakteri E Coli

Diare Massal di Gunungkidul, Diduga karena Bakteri E Coli

Yogyakarta
Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Yogyakarta
PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

Yogyakarta
Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Yogyakarta
Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Yogyakarta
Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Yogyakarta
PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com