Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Bangun Rumah, Belasan Mahasiswa Jepang Pakai Blangkon dan Kebaya Ikut Menari Jatilan di Dusun Kulon Progo

Kompas.com - 09/09/2023, 07:39 WIB
Dani Julius Zebua,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Belasan mahasiswa dari Jepang berjoget ketika atraksi jatilan atau Kuda lumping beraksi di tanah lapangan kecil samping rumah warga di Pedukuhan Banyunganti Lor, Kalurahan Kaliagung, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mereka menari mengikuti irama dan pukulan kendang yang ditabuh grup jatilan Rukun Warga Banyunganti Lor.

Bedanya, penari jatilan langkah maju mundur bergelombang, sementara para mahasiswa menari sambil setengah meloncat-loncat karena begitu bergembira.

Baca juga: Saat Mahasiswa Jepang Isi Libur Musim Panas Jadi Tukang Bangunan di Kulon Progo, Berat tapi Senang

“Menari (jatilan) merupakan pengalaman yang tidak biasa untuk kami. Melalui pengalaman lain seperti kegiatan ini, kami jadi tahu betapa menariknya budaya Indonesia,” kata Takenori, salah satu mahasiswa itu, Jumat (8/9/2023).

Takenori satu dari belasan mahasiswa yang berasal dari Universitas Doshisha, Jepang. Mereka berada di Yogyakarta selama 10 hari, di mana lima hari di antaranya jadi relawan pembangunan rumah sehat keluarga miskin di Banyunganti Lor.

Selama menjadi sukarelawan, mereka bekerja seperti halnya tukang membangun rumah. Ikut mengaduk semen, menggali tanah, mengangkat batu, mengangkat adukan semen dan lainnya. Takenori dkk terlibat dalam pembangunan dua rumah di dusun ini.

Pada penghujung kegiatan sukarelawan, pemerintah kalurahan Kaliagung melepas para mahasiswa dengan jatilan. Saat itu, mereka mengenakan pakaian Jawa.

Mahasiswa laki-laki memakai surjan dan blangkon, juga jarit selutut. Perempuan pakai kebaya dan jarit selutut, tapi tidak bersanggul. Mahasiswa Jepang terlihat menikmati acara perpisahan itu.

Takenori mengatakan, dirinya tidak pernah bersentuhan dengan budaya lain di luar Jepang. Terlebih mengenakan pakaian Jawa dan menari jatilan.

Baca juga: KKN Kebangsaan di Gorontalo Diikuti Mahasiswa dari Jepang dan Malaysia

Lurah Kaliagung, Sugeng Nugroho mengatakan, dirinya berniat mengenalkan budaya Jawa yang ada di Kulon Progo lewat kesenian jatilan.

Mereka menggelarnya saat melepas kepergian sukarelawan dari Jepang itu. “Kami kenalkan dengan kegiatan budaya di kalurahan kami,” kata Sugeng.

Rombongan mahasiswa tersebut sejatinya relawan yang ikut dalam pembangunan rumah sehat di Kaliagung. Pembangunan ini merupakan kegiatan lembaga nir-laba Habitat for Humanity Indonesia yang memiliki program rehabilitasi rumah tidak layak huni di Indonesia sejak puluhan tahun lalu.

Pembangunan rumah melibatkan sukarelawan dari berbagai negara, termasuk Jepang. Di Kaliagung, sukarelawan dari Jepang berlangsung dalam tiga kloter untuk membangun tujuh rumah, baik di Banyunganti Kidul, Kemiri, dan Banyunganti Lor.

Baca juga: Puluhan Pelajar dan Mahasiswa Jepang Belajar Industri dan Konservasi APP Sinar Mas Riau

“(Mahasiswa Jepang) ini kloter yang terakhir. Berikutnya belum tahu, tapi kabarnya mulai lagi Oktober mendatang,” kata Sugeng.

Lurah Sugeng mengungkapkan, desanya terbuka bagi bantuan lain banyak rumah tidak layak huni di sini. Sugeng memerinci sekitar 115 RTLH tersebar di 12 dusun masih memerlukan bantuan.

Tidak hanya bantuan dari lembaga lain, tapi juga sentuhan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo.

“Masih ada ratusan rumah yang perlu direhabilitasi dan juga jamban. Ada di semua pedukuhan (dusun),” kata Sugeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Yogyakarta
Buang Sampah Sembarangan, Warga Sleman Didenda Rp 1 Juta

Buang Sampah Sembarangan, Warga Sleman Didenda Rp 1 Juta

Yogyakarta
Mau Corat-coret Seragam, 20 Pelajar di Yogyakarta Diciduk Polisi

Mau Corat-coret Seragam, 20 Pelajar di Yogyakarta Diciduk Polisi

Yogyakarta
Pemkab Bantul Keluarkan Tips Memilih Kendaraan untuk 'Study Tour'

Pemkab Bantul Keluarkan Tips Memilih Kendaraan untuk "Study Tour"

Yogyakarta
Kirim Pil Yarindo untuk Anak di Rutan Bantul, Ibu Ini Diamankan

Kirim Pil Yarindo untuk Anak di Rutan Bantul, Ibu Ini Diamankan

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Upayakan Tambah Volume Pengolahan Sampah di Pihak Swasta

Pemkot Yogyakarta Upayakan Tambah Volume Pengolahan Sampah di Pihak Swasta

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Penjual Kambing di Yogyakarta Siapkan Dokter Pribadi untuk Ternaknya

Jelang Idul Adha, Penjual Kambing di Yogyakarta Siapkan Dokter Pribadi untuk Ternaknya

Yogyakarta
Sekolah di Sleman yang Ingin Gelar 'Study Tour' Harus Izin ke Dinas Pendidikan, Ini Alasannya

Sekolah di Sleman yang Ingin Gelar "Study Tour" Harus Izin ke Dinas Pendidikan, Ini Alasannya

Yogyakarta
Kericuhan Pelajar di Kota Yogyakarta, 6 Sekolah Diserang Gerombolan Siswa dengan Seragam Coret-coret

Kericuhan Pelajar di Kota Yogyakarta, 6 Sekolah Diserang Gerombolan Siswa dengan Seragam Coret-coret

Yogyakarta
DLH Bantul Bingung Tangani Sampah di Jalan Sekitar Gembira Loka, Ini Penyebabnya

DLH Bantul Bingung Tangani Sampah di Jalan Sekitar Gembira Loka, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Cerita Perajin Besi di Gunungkidul Kebanjiran Orderan Jelang Idul Adha

Cerita Perajin Besi di Gunungkidul Kebanjiran Orderan Jelang Idul Adha

Yogyakarta
Soal Tawuran Pelajar di Yogyakarta, Ketum PP Muhammadiyah: Fanatisme Sekolah yang Tinggi

Soal Tawuran Pelajar di Yogyakarta, Ketum PP Muhammadiyah: Fanatisme Sekolah yang Tinggi

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com