YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Piyungan sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat untuk mengelola sampah.
“Masyarakat sendiri sudah terlalu manja. Sudah sekian puluh tahun difasilitasi. Begitu ditutup bingung dewe. Biarin aja kita juga harus mendidik masyarakat, jangan dimanjakan gitu,” ucap Sultan saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Jumat (26/8/2023).
Sultan menegaskan bahwa wewenang pengelolaan sampah berada di kabupaten/kota. Sultan menyebut jika TPA Regional tidak ditutup maka pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat tidak mau belajar untuk mengolah sampah.
Baca juga: Buang Sampah Sembarangan di Yogyakarta, Pelaku Siap-siap Didenda sampai Rp 50 Juta
“Sampah itu wewenang di kabupaten/kota bukan wewenang saya (pemerintah DIY). Pokoknya sampah bukan wewenang saya, tak kembalikan. Soalnya kalau tidak dibegitukan kota dan kabupaten tidak mau belajar, masyarakat tidak mau belajar,” kata dia.
Sultan pun menegaskan jika tidak ada perubahan dalam pengelolaan sampah maka TPA Piyungan bakal ditutup kembali oleh Sultan.
“Kalau nggak berubah ya tak tutup meneh (kalau tidak berubah ya saya tutup lagi),” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP ESDM) DIY menyebut ada peningkatan jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Piyungan usai dibuka terbatas.
Untuk diketahui TPA Piyungan seharusnya hanya menerima 100 ton sampah dari Kota Yogyakarta. Namun saat ini melebihi kuota menjadi 180 ton.
“Kuota yang masuk transisi tahap 1 dibatasi. 180 ton yang masuk, kalau persisnya DLHK yang tahu. Kota (Yogyakarta) masuk berapa, Sleman masuknya berapa, Bantul berapa,” ujar Kepala Dinas PUP ESDM DIY, Anna Rina Herbranti saat dihubungi, Kamis (24/8/2023).
Anna menjelaskan, sampah-sampah yang masuk saat ini ditampung di zona transisi. Sedangkan zona transisi 2 sekarang masih dalam proses pembangunan.
“Saat ini sudah kira-kira 58 persen (zona transisi 2) dari progresnya karena selesainya awal Oktober, kontrak selesai,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.