YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Mengunjungi Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) II B Yogyakarta, Kompas.com disambut Kepala LPKA II B Yogyakarta Sigit Sudarmono, di sekitar lapangan futsal yang ada tempat yang mirip kafe yang diberi nama Pawon Lare.
Di sini anak-anak diberikan kebebasan untuk mengaktualisasi diri dalam memasak ringan, dan membuat minuman.
Saat itu, mereka menggoreng singkong dan membakar pisang, sebagian dimakan sendiri, dan bagian lainnya untuk kami.
Tak jarang terdengar senda gurau kecil, seolah mereka tidak sedang "dikurung". Mereka menyapa petugas layaknya kakak atau orangtua mereka sendiri.
Salah satunya S, warga Bantul ini harus berada di sini selama empat tahun lamanya karena berkelahi membela temannya saat bekerja.
Dia sebenarnya masih sekolah, namun karena kedua orangtuanya meninggal, S harus nyambi bekerja.
Saat perkelahian di tempat kerjanya itu, musuhnya meninggal dunia. S harus menjalani hukuman di LPKA di Wonosari.
"Dia (divonis) empat tahun, dan baru menjalani satu tahun lebih, tidak pernah dikunjungi orangtua karena keduanya meninggal sejak dia (S) masih kecil," kata Sigit, kepada Kompas.com, Jumat (18/8/2023).
S terlihat santai, saat memasak makanan ringan itu.
Menggunakan sarung tangan, dan celemek, membuatnya mirip chef profesional. Terlihat wara wiri, untuk mengambil sesuatu di luar kafe.
"Ada dua yang tidak dikunjungi orangtuanya, dia, dan yang kasus pembunuhan di Jalan Kaliurang (tahun 2021 lalu). Dia (anak terlibat kasus pembunuhan jalan Kaliurang) asli Papua, mungkin karena keterbatasan kalau mau ke sini ya, jadi tidak bisa dikunjungi," kata Sigit.
Baca juga: Ada PAUD di PLBN Skouw, Muridnya Juga Ada Anak Papua Nugini
Untuk melepas rindu dengan keluarga, anak-anak itu diberikan kesempatan pada hari Kamis jam 09.00 WIB sampai 11.30 WIB. Namun, karena keterbatasan, ada yang tidak bisa mengunjungi.
"Untuk yang tidak bisa berkunjung kita fasilitasi video call," kata Sigit.
R, warga Kota Yogyakarta yang ditahan karena perkelahian menyebabkan musuhnya meninggal, mengaku yang paling dikangeni selama ditahan adalah keluarga.
Meski setiap minggu dan di dalam pun memiliki kegiatan yang cukup padat dari bangun tidur sampai menjelang tidur, tidak mampu mengobati rasa rindu pada ayah, ibu, dan adiknya yang masih berusia balita.