YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Suhu di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada bulan Agustus ini terasa begitu dingin saat malam hari. Ternyata di puncak musim kemarau ini, suhu di DIY menyentuh angka 19,2 derajat celsius.
Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY Reni Kraningtyas menjelaskan, saat puncak musim kemarau pertumbuhan awan sangat sedikit. Hal ini membuat suhu tinggi pada siang hari. Lalu mengalami suhu rendah pada malam hari.
Baca juga: Embun Es Muncul 4 Hari Beruntun di Dataran Tinggi Dieng, Suhu Minus 2 Derajat Celsius
“Hal itu terjadi karena pada saat musim kemarau, awan-awan cukup sedikit atau bahkan tidak ada awan. Sehingga apabila ada radiasi matahari yang menuju ke permukaan bumi pada siang hari kemudian dipantulkan kembali pada malam hari sebagai gelombang panjang ini akan langsung ke angkasa, jadi tidak tertahan oleh awan-awan,” jelas Reni, Rabu (15/8/2023).
Selama dalam kurun waktu 5 sampai 6 hari terakhir, suhu di DIY ada di kisaran 19,2 derajat celsius. Meski terasa begitu dingin, Reni menyebut angka tersebut masih dalam kategori normal.
“Untuk 5-6 hari terakhir ini suhu terdingin baru mencapai 19,2 derajat celsius,” katanya.
Menurut Reni, di DIY pernah tercatat suhu terendah pada Agustus 2009, yakni 13,4 derajat celsius.
Reni menambahkan, di DIY masih berpotensi mengalami suhu yang lebih dingin. Hal karena pada musim kemarau kali ini juga dibarengi dengan fenomena el nino yang membuat iklim lebih kering.
“Fenomena el nino yang dampaknya kekeringan atau iklim lebih kering kemungkinan bisa terjadi sampai akhir Agustus maupun awal September . Ini masih bisa berpotensi suhu minimum cenderung sangat dingin maupun suhu maksimum cenderung lebih panas untuk wilayah DIY dan sekitarnya,” ucap dia.
Ia menambahkan, selain berpotensi membuat suhu lebih dingin, el nino juga berpotensi berdampak pada kekeringan di beberapa wilayah di DIY. Menurut dia, status kekeringan di DIY masih fluktuatif antara waspada dan siaga.
“Jadi kalau status waspada ini 21 hari berturut-turut itu sudah tidak hujan. Kalau status siaga ini di atas 31 hari itu tidak ada hujan. Nah, hal ini sudah terjadi dengan DIY. Namun, untuk status awas yang lebih 61 hari tidak ada hujan,” imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.