YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden dari oraganisasi keagamaan Nahdlatul Ulama digadang-gadang bakal mendongkrak suara pada Pilpres 2024.
Bahkan nama-nama tokoh dari NU ini beberapa kali masuk pada bursa bakal calon presiden.
Terkait hal minat partai politik yang tinggi ini Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, menanggapi dengan santai.
“Terserah, terserah (jadi cawapres) wong orang NU itu banyak,” ujar Gus Yahya, saat ditemui di UGM, pada Jumat (4/8/2023).
Baca juga: Darurat Sampah, ASN Pemkot Yogyakarta Wajib Terapkan Mbah Dirjo
Gus Yahya juga mempersilakan para kader NU untuk dipilih menjadi cawapres.
"Silakan pilih," kata dia.
Sebelumnya, Ketua PDI-P Puan Maharani menyebut bakal calon wakil presiden dijaring dari mana saja termasuk NU untuk mendampingi bakal calon presiden Ganjar Pranowo.
Pernyataan ini Puan sampaikan saat dikonfirmasi mengenai informasi bahwa PDI-P tengah berkomunikasi dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengenai nama-nama kader yang bisa mendampingi Ganjar.
"Dari semua kalangan," kata Puan, saat ditemui awak media di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (18/5/2023).
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai, ada banyak kader Nahdlatul Ulama (NU) yang dapat dapat digaet menjadi calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baca juga: Mahasiswa di Solo Masukkan Gugatan ke MK, Minta Batas Usia Capres-Cawapres Minimal Jadi 21 Tahun
Hal ini disampaikan saat ditanya mengenai potensi kader NU dilirik oleh para bakal calon presiden untuk diajak berduet menjadi calon wakil presiden.
"Saya kira kader NU yang bisa dipilih banyak, karena itu saya persilakan untuk dipilih saja," kata Ma'ruf dalam keterangan pers di Bali, Selasa (23/5/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.