Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombudsman DIY Sebut "Mindset" Masyarakat soal Favoritisme Sekolah Jadi Persoalan Mendasar PPDB Zonasi

Kompas.com - 10/07/2023, 17:19 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut pola pikir masyarakat soal favoritisme sekolah masih belum berubah meski sistem penerimaan peserta didik baru telah berganti. 

Kepala ORI Perwakilan DIY, Budhi Masturi mengatakan, pola pikir soal favoritisme tersebut membuat karut marut pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 sistem zonasi.

"Bukan semata karena aspek teknikalitas, tetapi lebih pada mindset masyarakat yang belum berubah," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (10/07/2023).

Baca juga: Pendaftaran PPDB Ditutup Malam Ini, Pj Gubernur Banten: Banyak Titipan agar Anak Lolos

 

Dia mengatakan banyak orangtua yang melakukan segala cara agar anaknya diterima di sekolah yang dianggap favorit. Termasuk cara-cara yang tidak tepat. 

"Orangtua melakukan berbagai cara. Termasuk cara-cara yang tidak patut seperti numpang KK (Kartu Keluarga), perjokian wali, manipulasi data kemiskinan, dan lain-lain. Karena mereka ingin anaknya sekolah di sekolah yang mereka anggap favorit," urainya.

Padahal menurutnya, sekolah favorit tidak selalu identik dengan kualitas mutu akademik. 

"Padahal sekolah yang difavoritkan tidak selalu identik dengan kualitas mutu akademik keluarannya. Sebuah skolah difavoritkan anak-anak bisa jadi karena tim basketnya keren, pensinya keren dan lain-lain," imbuhnya.

Selain itu, Kementerian Pendidikan maupun Pemda tidak pernah melakukan kampanye untuk mengubah pola pikir masyarakat tersebut. Padahal favoritisme sekolah menjadi masalah paling mendasar dari karut marutnya PPDB Sistem Zonasi selama ini.

Meski begitu, Budhi menilai sistem zonasi mulai memperlihatkan hasil. Persebaran siswa pintar mulai merata di berbagai sekolah.

"Juara lomba penelitian, karya ilmiah, yang sebelum PPDB zonasi dipegang sekolah itu-itu saja. Sekarang sudah bergeser ke sekolah lain yang selama ini tidak diperhitungkan. Sayangnya, mindset orangtua yang belum berubah," tandasnya.

Kemendikbud maupun Pemda, lanjut Budhi, perlu merancang sebuah program kampanye dan propaganda untuk mengubah pola pikir tentang sistem zonasi.

"Untuk keadilan akses dan pemerataan mutu siswa, dan tentu saja juga harus diimbangi dengan upaya pemerataan sarpras (sarana prasarana_ sekolah dan sebaran guru berkualitas," tegasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Yogyakarta
Ditinggal Hajatan, Dua Rumah di Gunungkidul Ludes Terbakar, Termasuk Sertifikat dan 20 Gram Emas

Ditinggal Hajatan, Dua Rumah di Gunungkidul Ludes Terbakar, Termasuk Sertifikat dan 20 Gram Emas

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Yogyakarta
Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Yogyakarta
YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

Yogyakarta
Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, 'Rasah Kesusu'

Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, "Rasah Kesusu"

Yogyakarta
Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Yogyakarta
Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Yogyakarta
PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com