Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Konflik dengan Manusia, Monyet Akan "Diberi Makan" dari Dana Keistimewaan

Kompas.com - 21/06/2023, 22:29 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, DI Yogyakarta, akan melakukan kajian terhadap penanganan monyet ekor panjang (MEP). Salah satunya melalui skema pembiayaan dana keistimewaan. 

"Terkait dengan monyet ekor panjang ada rencana program yang nanti akan kita lakukan melalui dukungan pemerintah DIY melalui Dana Keistimewaan (Danais)," kata Kepala DLH Gunungkidul Harry Sukmono saat dihubungi melalui telepon Rabu (21/6/2023). 

Baca juga: Tiga Tahun Meneror Warga, Monyet Ini Berhasil Dievakuasi Setelah Masuk Gudang Gabah

Dijelaskannya, program yang akan dilakukan yakni kajian mengenai monyet ekor panjang, pengadaan tanaman kebutuhan monyet, hingga masterplan kawasan konservasi.

Arahan dari Paniradya Kaistimewaan, untuk menggandeng beberapa pihak terkait pengkajian mep dan konservasinya. 

"Sudah menggandeng beberapa pihak seperti Fakultas Kehutanan UGM dan saya juga sudah berkomunikasi dengan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) DIY, melibatkan banyak pihak yang kompeten solusi agar kedepannya tidak mengganggu kehidupan masyarakat," kata dia.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan DLH Provinsi DIY, dan BKSDA, konflik antara monyet ekor panjang dan manusia di Gunungkidul perlu mendapatkan penanganan serius.

"Beberapa waktu lalu kami mengumpulkan panewu untuk memantau, melibatkan memotret kejadian-kejadian serangan monyet ekor panjang," kata Harry. 

Baca juga: BKSDA Lepas Liarkan Seekor Monyet Endemi Buton ke Hutan Lambusango

Beberapa waktu lalu, Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), DPP Gunungkidul, Jayadi mengatakan ada 9 kapanewon kejadian konflik antara monyet dan manusia. Adapun 9 kapanewon ini mulai dari Purwosari, Panggang, Saptosari, Tanjungsari, Tepus, Girisubo, Paliyan, Semin, hingga Ponjong.

Untuk kapanewon sebagian besar terdampak monyet berada di sisi selatan Gunungkidul. 

Diakui Jayadi, upaya penanganan monyet ekor panjang tergolong sulit karena berstatus dilindungi selama berada di habitatnya.

Di sisi lain populasinya terus meningkat dan tidak sebanding dengan upaya penangkapan beberapa waktu lalu.

Namun dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) tidak merekomendasikan untuk penangkapan. 

"Paling masuk akal sebenarnya pengurangan populasi, namun dari BKSDA tidak merekomendasikan. Sejauh ini petani hanya bisa menghalau," kata Jayadi.

Jayadi mengklaim dairi informasi POPT Tepus kerusakan masih tergolong wajar belum masif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Yogyakarta
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Yogyakarta
Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com