YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Nelayan Gunungkidul, DI Yogyakarta, mulai mencari benur atau lobster kecil sejak beberapa bulan terakhir. Sebenarnya, sejak 2022 ada kesepakatan seluruh nelayan di Bumi Handayani untuk tidak menangkap benur.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Gunungkidul Rujimanto mengakui sejak awal bulan Puasa kemarin, 40 persen nelayan di Gunungkidul mulai ikut menangkap benur.
Sebenarnya, sudah lama nelayan tidak menangkap benur, dan ditambah ada kesepakatan seluruh nelayan di Gunungkidul untuk tidak menangkap benur sejak 2022 lalu.
Baca juga: 71.150 Benur Senilai Rp 7,5 Miliar Gagal Diselundupkan ke Luar Negeri
Hal ini dikarenakan banyaknya nelayan luar daerah yang masuk ke perairan Gunungkidul untuk menangkap benur, dan sudah seringkali diingatkan malah semakin banyak.
"Setiap malam dicuri emosilah. Akhirnya bersepakat lagi mencabut kesepakatan tersebut dari pada kita sendiri enggak dapat apa-apa," kata Rujiman saat dihubungi melalui telepon, Kamis (18/5/2023) petang.
Setiap malam ada nelayan yang mencari benur menggunakan penerangan dari atas kapal, dan menempatkan karung goni di bawah air. Benur akan menempel dan mudah ditangkap.
Setiap ekor benur saat ini dihargai Rp 10.000, tergantung harga pasaran oleh pengepul. Hal ini cukup menggiurkan bagi para nelayan.
"Sekali melaut tidak pasti tergantung rejekinya, ada yang pernah dapat 1.000 (ekor), ada yang sama sekali tidak dapat. Tapi di antara 50 sampai 100 sering dapatlah," kata dia.
Rujiman mengaku hal ini cukup membantu para nelayan, karena sejak Januari hingga Mei nelayan mengalami paceklik ikan.
"Membantu sekali, tahun ini saja hampir tidak ada ikan. Kadang sehari dapat, hari berikutnya tidak dapat," kata dia.
Dikatakannya, penangkapan benur di Gunungkidul tergolong ramah lingkungan karena menggunakan cara tradisional. Sehingga tidak terlalu banyak yang didapatkan para nelayan.
"Sekitar 40 persen nelayan di sini mencari benur, tetapi dari luar lebih banyak," kata dia.
Baca juga: Penyelundupan 517.000 Benur ke Singapura dan Vietnam Digagalkan, Disebut Jadi Penangkapan Terbesar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.