Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol Solo-Yogyakarta Dibuka Fungsional Saat Mudik Lebaran, Polda DIY Antisipasi Peningkatan Volume Kendaraan

Kompas.com - 17/04/2023, 23:51 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Jalan tol Solo-Yogyakarta dibuka secara fungsional selama masa angkutan Lebaran 2023. Polda DIY pun telah menyiapkan rekayasa arus lalu lintas untuk mengantisipasi potensi penambahan volume kendaraan setelah dibukanya Jalan Tol Solo-Yogyakarta.

Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan mengatakan sudah mengelar rapat dengan stakeholder terkait tentang langkah antisipasi lonjakan volume kendaraan yang masuk ke wilayah Yogyakarta.

"Karo Ops dan Dirlantas juga sudah mengatur. Maka seperti hal yang disampaikan dalam amanah Bapak Kapolri ada dua sistem. Kita menggunakan sistem contra flow atau one way system," ujar Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan saat ditemui di Mapolda DIY, Senin (17/04/2023).

Baca juga: H-6 Lebaran, 28.177 Kendaraan Masuk Tol Solo-Ngawi

Suwondo Nainggolan menyampaikan bahwa penerapan dua sistem tersebut melihat dari perkembangan dan situasi di lapangan.

"Jadi kita melihat situasinya, apabila perlu dilakukan contra flow kita lakukan contra flow. Apabila perlu one way system maka kita lakukan one way system," tegasnya.

Pemudik yang hanya melintas di Yogyakarta, lanjut Suwondo Nainggolan,, diharapkan tidak masuk ke dalam kota. Hal ini sesuai dengan imbauan Gubernur DIY Sri Sultan HB X.

"Jadi melintas silakan. Misalnya melintas menuju Magelang silakan ambil jalur keluar di ring road untuk masuk jalur Magelang," tandasnya.

Sementara itu, Dirlantas Polda DIY Kombes Pol Alfian Nurrizal mengatakan DIY adalah tujuan mudik dan wisatawan. Ada tiga pintu utama masuk ke Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu di Prambanan, Tempel dan Temon. Kemudian, ada juga dari Gunungkidul.

"Apa yang kita lakukan untuk melakukan manajemen lalu lintas apabila terjadi penumpukan arus yang ada di Klaten yaitu di Jogonalan, ini kita akan melakukan contra flow," ucapnya.

Alfian Nurrizal menjelaskan contra flow ini untuk mengurangi beban arus kendaraan yang ada di Klaten. Sehingga memudahkan masuk ke DIY

Alfian Nurrizal mengungkapkan akan memasang rambu-rambu atau himbauan sebagai penunjuk arah pemudik. Sehingga pemudik dapat mudah mengetahui jalur mana yang akan dilintasi untuk ke tujuan tanpa harus masuk ke dalam kota.

"Bagi masyarakat yang melewati Prambanan yang akan menuju ke Magelang bisa melewati melalui di sebelah kanan dari Rumah Sakit Bhayangkara untuk jalur alternatif jadi tidak semuanya melewati ring road," pungkasnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com