Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah DIY Akan Perbaiki Rumah Tak Layak Huni dengan Arsitektur Khas Yogyakarta

Kompas.com - 10/01/2023, 12:34 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -  Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membuat kebijakan baru terkait perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Dalam hal ini, RTHL akan dibangun ulang dengan ciri khas rumah Yogyakarta. 

Perbaikan RTHL dengan ciri khas Yogyakarta ini rencananya akan dilakukan di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral (PU ESDM) Daerah Istimewa Yogyakarta Anna Rina Herbranti menargetkan perbaikan RTLH dilakukan di 15 kapanewon (kecamatan) yang tersebar di dua kabupaten tersebut.

"Target kami 15 kapanewon, ada 25 titik tersebar di dua kabupaten Bantul dan Gunungkidul, anggaran ada yang Rp 4 miliar ada yang Rp 5 miliar," kata Anna, Senin (9/10/2023).

Baca juga: Kisah Pilu Warga Purworejo yang Batal Dapat Bantuan RTHL, Utang ke Tetangga hingga Mengungsi ke Rumah Saudara

Anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan RTLH dengan ciri khas Yogyakarta ini tiap daerah berbeda-beda. Sumber pembiayaan program RTHL ini menggunakan dana keistimewaan.

Dia mengatakan tidak hanya rumah saja yang diperbaiki, tetapi fasilitas lainnya juga dibangun dalam program ini.

"Tidak hanya rumahnya. Rumah yang tidak sehat kurang bagus, kita bangun jadi aman dan sehat. Sekalian jalan lingkungannya kita bangun," jelas dia.

Akses jalan juga akan dibangun untuk mempermudah aksesbilitas dan mobilitas masyarakat kurang mampu. 

"Kalau jalan kita bangun sekalian aksesbilitas. Jadi lebih nyaman dan mencari pendapatan lebih nyaman," ucapnya.

Anna menjelaskan rumah dengan ciri khas Yogyakarta adalah rumah dengan arsitektur khusus. Misalnya pada atap kampung, jendela atau menggunakan model krepyak, dengan ukuran bangunan 36 meter persegi disesuaikan dengan lahan masing-masing.

Ia menyebut perbaikan RTLH dengan menggunakan arsitektur khas Yogyakarta ini termasuk dalam program RTLH integrasi. Pasalnya, Dinas PU ESDM bekerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain untuk menjalankan progam ini.

Misalnya, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) kabupaten atau provinsi juga akan terlibat dalam pengelolaan sampahnya.

"Kita sebut RTLH terintegrasi. Nanti kita berikan penerangan jalan sekalian. Kalau memang butuh talud ya kita bangun talud sekalian. Per dusun beda-beda anggarannya sesuai dengan kebutuhan lokasi," kata dia.

Ia menjelaskan warga bisa mendapatkan bantuan perbaikan RTLH jika memenuhi syarat yang ditetapkan. Salah satunya adalah kondisi rumah tidak layak. Kriteria tidak layak Dinas PU ESDM seperti atap, lantai, dan dinding tidak layak.

"Dari kabupaten ada yang menyatakan miskin dan kalau dalam satu rumah ada beberapa KK," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Yogyakarta
Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Yogyakarta
Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Yogyakarta
Akui Lakukan Kekerasan Seksual, Dosen UPN Veteran Yogyakarta Buat Surat Pernyataan Permohonan Maaf

Akui Lakukan Kekerasan Seksual, Dosen UPN Veteran Yogyakarta Buat Surat Pernyataan Permohonan Maaf

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Latihan Bela Diri, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Latihan Bela Diri, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Yogyakarta
Sampah dari Sleman Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul, Begini Respons Sultan

Sampah dari Sleman Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul, Begini Respons Sultan

Yogyakarta
Jemaah Haji dari DI Yogyakarta Tetap Berangkat dari Bandara Adi Soemarmo Solo

Jemaah Haji dari DI Yogyakarta Tetap Berangkat dari Bandara Adi Soemarmo Solo

Yogyakarta
KPU Kota Yogyakarta Minta Caleg Terpilih Segera Lapor LHKPN agar Bisa Dilantik

KPU Kota Yogyakarta Minta Caleg Terpilih Segera Lapor LHKPN agar Bisa Dilantik

Yogyakarta
 Sampah dari Sleman Ketahuan Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul

Sampah dari Sleman Ketahuan Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul

Yogyakarta
3 Kera Ekor Panjang Terlihat di Permukiman Warga Sleman, Ini Penjelasan TNGM

3 Kera Ekor Panjang Terlihat di Permukiman Warga Sleman, Ini Penjelasan TNGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Antisipasi Konvoi Kelulusan, Polres Bantul Siagakan Ratusan Personel, Tindakan Tegas Disiapkan

Antisipasi Konvoi Kelulusan, Polres Bantul Siagakan Ratusan Personel, Tindakan Tegas Disiapkan

Yogyakarta
Sakit, Mantan Bupati Bantul Suharsono Meninggal Dunia

Sakit, Mantan Bupati Bantul Suharsono Meninggal Dunia

Yogyakarta
Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com