Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Punya Uang Beli Susu Anak, Perempuan di Bantul Curi Kotak Infak

Kompas.com - 22/12/2022, 17:29 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Polisi mengamankan seorang perempuan E (33) warga Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, karena mencuri kotak infak di tempat penjualan pulsa di Kapanewon Banguntapan, Bantul. Senin (12/12/2022) lalu.

Ibu ini terpaksa mencuri untuk membelikan susu anaknya yang berusia 19 bulan.

Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry Prana Widyana mengatakan kejadian bermula saat E mendatangi salah satu tempat penjualan pulsa di Banguntapan, Senin (12/22/2022) lalu. Saat itu, tersangka berpura-pura membeli pulsa.

Baca juga: Seorang Pria di Medan Curi Jutaan Rupiah dari Kotak Infak, Begini Modusnya

Saat korban lengah, E mengambil kotak infak. Korban mengunggah pencurian itu di media sosial dan menjadi viral.

"Usai kejadian tersebut, korban melaporkan ke pihak kepolisian. Petugas langsung melakukan serangkaian tindakan penyelidikan," kata Jeffry dalam keterangan tertulis diterima Kamis (22/12/2022).

Baca juga: Pencuri Uang Rp 100.000 dari Kotak Infak Masjid Divonis 2 Tahun Penjara, Ini Pertimbangannya

Dikatakannya setelah dilakukan serangkaian penyelidikan, polisi mengetahui pelaku bekerja di salah satu laundry di Condongcatur, Sleman.

"Unit Reskrim Polsek Banguntapan menjemput pelaku di tempat kerjanya," kata Jeffry.

Dari keterangan E mengambil uang dari kotak infak sebesar Rp 125.000 untuk memenuhi kebutuhan anaknya yang masih berumur 19 bulan.

"Yang bersangkutan mengaku mencuri kotak infak untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Uangnya juga telah dibelanjakan untuk membeli susu anaknya," kata Jeffry.

Kapolsek Banguntapan Kompol Zaenal Supriyatna menyebut, kasus tersebut akan diselesaikan melalui restorative justice (RJ), karena kedua belah pihak sepakat menyelesaikannya secara kekeluargaan.

"Kita laksanakan restorative justice mengingat menimbang pelapor merasa empati sisi kemanusian memiliki anak yang masih kecil dan juga kerugiannya menurut pelapor hanya Rp 200.000," kata dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com