Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DLHK Perkirakan Kualitas Udara di Yogyakarta Akan Membaik Saat Musim Hujan

Kompas.com - 12/09/2022, 19:53 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Kualitas udara di Kota Yogyakarta diperkirakan akan membaik saat musim hujan.

Dinas Lingkungan Hidup Kota (DLHK) Yogyakarta mengatakan, perbaikan kualitas udara di Yogyakarta diukur dengan parameter pencemar udara yang seluruhnya berada di bawah baku mutu yang ditetapkan.

“Memasuki musim hujan, kualitas udara di Kota Yogyakarta biasanya semakin membaik. Indeks standar pencemar udara menunjukkan kategori baik,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan Hidup DLHK Yogyakarta, Sutomo, dikutip dari Antara, Senin (12/9/2022).

Menurut DLHK Yogyakarta, indeks standar pencemar udara terbagi menjadi lima kategori, yaitu baik, sedang, tidak sehat, sangat tidak sehat, dan berbahaya.

Baca juga: Driver Ojol di Serang dan Yogyakarta Gelar Unjuk Rasa, Tuntut Pemerintah Turunkan Harga BBM

Kualitas udara di Yogyakarta masih sangat layak 

Sutomo menyebutkan kualitas udara di Kota Yogyakarta tidak pernah menyentuh indeks di atas sedang. 

“Selama ini, indeks maksimal kualitas udara di Kota Yogyakarta menunjukkan kualitas sedang. Tidak pernah sampai ke merah atau tidak sehat dan tingkat yang berbahaya,” jelasnya.

Dengan kualitas udara yang demikian, menurut Sutomo, udara di Kota Yogyakarta masih sangat layak dan masyarakat tidak perlu khawatir akan penyakit yang disebabkan oleh kualitas udara yang buruk.

Jika indeks pencemar sudah menunjukkan kategori tidak sehat hingga berbahaya, perlu dilakukan berbagai kebijakan agar tidak menggangu kesehatan masyarakat.

“Bisa saja, dengan memakai masker atau pembatasan aktivitas di luar ruangan. Tetapi, sampai sekarang kondisi udara di Kota Yogyakarta masih cukup baik dan aman,” ucapnya.

Baca juga: Dinilai Ada Rekayasa, Kuasa Hukum Korban Penganiayaan di Holywings Yogyakarta Datangi Polda DIY

Pengukuran kualitas udara 

Di musim hujan, biasanya, indeks kualitas udara akan mencapai kategori baik. 

“Artinya, udara di Kota Yogyakarta akan semakin bersih dan segar,” ujar Sutomo.

Pemantauan indeks kualitas udara dilakukan melalui peralatan yang dipasang di Kantor DLHK Yogyakarta dengan kemampuan sensor dalam radius sekitar 5 km.

Sejumlah parameter yang dipantau di antaranya adalah kandungan partikel di udara, karbon monoksida, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, ozon, dan hidrokarbon.

“Lokasi penempatan peralatan sensor kualitas udara sudah cukup strategis. Kondisi lingkungan sekitar pun dinilai cukup untuk memantau kondisi rata-rata kualitas udara di Kota Yogyakarta secara umum,” jelasnya.

Baca juga: UMP dan UMK Provinsi Yogyakarta Tahun 2012-2022

Berdasarkan hasil pengukuran pada Senin (12/9/2022), parameter particulate matter (PM) 2,5 menunjukkan indeks dengan kondisi sedang, sedangkan untuk parameter lain dalam kondisi baik.

Sumber: Antara | Penulis: Eka Arifa Rusqiyati | Editor: Erafzon Saptiyulda AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com