Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 120.000 Warga Gunungkidul Mulai Kekurangan Air Bersih

Kompas.com - 25/08/2022, 16:17 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, DI Yogyakarta, mencatat ada lebih dari 120.000 jiwa terdampak kekeringan sampai saat ini. Puncak kemarau diprediksi pada Agustus ini.

Kepala BPBD Gunungkidul Purwono mengatakan, dampak musim kemarau sudah dirasakan warga di 6 Kapanewon di Gunungkidul.

Adapun dampak kekeringan, yakni warga sudah mulai kekurangan air bersih, karena bak penampungan air hujan (PAH) sudah habis.

Baca juga: Kekurangan Air Bersih Mulai Dirasakan Warga di Sukoharjo, Tiap Kemarau Panjang Airnya Kering

"Warga yang terdampak kekeringan ada 37.801 kepala keluarga, dengan jumlah jiwa 127.404 jiwa, yang tersebar di 15 Kalurahan, di 6 Kapanewon," kata Purwono saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/8/2022).

Purwono menjelaskan, pihaknya sudah menyalurkan 113 tangki, yang disalurkan melalui tangki milik BPBD. Pada 2022 ini disiapkan bantuan sebanyak 1.400 tangki air untuk disalurkan ke masyarakat di musim kemarau kali ini.

"Penyaluran dilakukan seusai permintaan resmi dari kalurahan," kata Purwono.

Secara rinci mengacu pada data 2021, ada 41 kalurahan dan 338 pedukuhan yang berpotensi terdampak. Zona tengah aman dari kekeringan, seperti Playen, Wonosari, Karangmojo, dan Nglipar.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi mengatakan, sesuai informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, puncak musim kemarau pada bulan Juli atau Agustus 2022 ini.

"Masyarakat diingatkan untuk berhemat air bersih," kata dia.

Baca juga: Ratusan Warga di Jember Kekurangan Air karena Kekeringan, Ini Dugaan Penyebabnya

Untuk penyaluran bantuan, rencananya tidak dilaksanakan sendiri oleh BPBD, karena juga melibatkan tim dari kapanewon dan pihak ketiga.

Panewu Tepus Alsito mengatakan, melalui pihak ketiga sudah menyalurkan bantuan di Kalurahan Sidoharjo, Tepus, dan Purwodadi.

Untuk Giripanggung dan Sumberwungu disalurkan oleh BPBD. "Sudah disalurkan bantuan, karena PAH sudah habis," kata Alsito.

Sebelumnya, warga harus membeli air bersih dari pihak swasta sebesar Rp 150.000-170.000 sejak Mei 2022.

Baca juga: Risiko Kekurangan Air Ada di Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022

"Sudah sejak Mei saya beli air, dari tangki (swasta)," kata Sumarwi warga Padukuhan Sumber, Kalurahan Planjan, Kapanewon Saptosari kepada wartawan, Rabu (24/8/2022).

DIkatakannya air bersih itu bisa bertahan 2 sampai 3 minggu, tergantung masing-masing rumah.

"Kalau yang memiliki ternak paling hanya 2 minggu, tetapi kalau hanya mandi, cuci dan makan ya bisa 3 minggu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Rumput Adu Banteng dengan 2 Motor, 1 Orang Tewas

Mobil Rumput Adu Banteng dengan 2 Motor, 1 Orang Tewas

Yogyakarta
Pemerintah DIY Pastikan Ganti Penjabat Bupati Kulon Progo dan Wali Kota Yogyakarta

Pemerintah DIY Pastikan Ganti Penjabat Bupati Kulon Progo dan Wali Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Truk Tabrak Bus Rombongan Halalbihalal, 2 Tewas, 10 Luka-luka

Truk Tabrak Bus Rombongan Halalbihalal, 2 Tewas, 10 Luka-luka

Yogyakarta
Anak Amien Rais Ikut Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui DPC PKB Kota Yogyakarta

Anak Amien Rais Ikut Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui DPC PKB Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Polemik UKT di UGM dan Pentingnya Mengawal Kebijakan...

Polemik UKT di UGM dan Pentingnya Mengawal Kebijakan...

Yogyakarta
TPA Regional Piyungan Ditutup, Bantul Klaim Siap Mengelola Sampah

TPA Regional Piyungan Ditutup, Bantul Klaim Siap Mengelola Sampah

Yogyakarta
KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Yogyakarta
Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Yogyakarta
Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting 'Charger' HP

Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting "Charger" HP

Yogyakarta
Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Yogyakarta
UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

Yogyakarta
Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com