YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat pada periode 22 hingga 28 Juli 2022 Gunung Merapi teramati mengeluarkan guguran lava sebanyak 47 kali ke arah Barat Daya. Jarak luncur guguran lava maksimal 1.800 meter.
"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 47 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso dalam laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 22 Juli - 28 Juli 2022, Sabtu (30/07/2022).
Agus Budi menyampaikan teramati adanya pertumbuhan kubah lava Barat Daya dan kubah tengah. Volume kubah lava Barat Daya Terhitung sebesar 1.672.000 m3. Sedangkan volume kubah tengah sebesar 2.796.000 m3.
Baca juga: Ini Penjelasan soal Fenomena Koyo di Ranu Klakah yang Bikin Ikan Mabuk
Data kegempaan di Gunung Merapi, tercatat satu kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 19 kali gempa fase banyak (MP), 415 kali gempa guguran (RF), 21 kali gempa hembusan (DG) dan 4 kali gempa Tektonik (TT).
"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi," ungkapnya.
Agus Budi menuturkan aktivitas vulkanik Merapi yang masih cukup tinggi berupa erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan–Barat Daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. lalu Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor Tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya. Selain itu juga mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi. Kemudian mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.