Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subvarian BA.5 Ditemukan di Yogyakarta

Kompas.com - 26/07/2022, 15:14 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menemukan sebaran Omicron subvarian BA.4 dan BA.5.

Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie mengatakan, ada 55 sampel yang dikirim ke laboratorium yang ada di Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk diteliti. 

Dari sampel tersebut, subvarian BA.5 mendominasi temuan yakni 62,9 persen. Lalu disusul BA.2 dengan 22,2 persen, BA.1 11,1 persen dan BA.4 3,7 persen. 

"Sampel 55 dari 5 Kabupaten dan Kota periode pemeriksaan sampel bulan Januari sampai dengan Juli 2022 di DIY. (Hasilnya) BA.1-like= 11,1 persen, BA.2-like= 22,2 persen, BA.4-like= 3,7 persen, BA.5-like= 62,9 persen," ujar Pembajun saat dihubungi, Selasa (26/7/2022).

Baca juga: Bea Cukai Tanjungpinang Hibahkan 880 Kg Beras untuk Peserta Vaksinasi Covid-19

Pembajun menambahkan kriteria sampel yang dikirim untuk dilakukan tes Whole Genome Sequencing (WGS) untuk sub varian baru masih sama dengan kriterianya dengan varian Omicron pada umumnya. Dalam hal ini, penularan cepat di lingkungan dan beberapa sampel memiliki CT Value di bawah 30.

"Syarat tes WGS untuk sub varian baru syaratnya masih sama dengan Omicron," kata dia.

Pembajun meminta kepada masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes). Mulai dari menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan tidak berkerumun.

Hal ini agar tidak terpapar Omicron sub varian baru. Pasalnya sub varian baru ini lebih cepat menular.

"Tetap prokes dilaksanakan," kata dia.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menambahkan, angka konfirmasi positif di DIY memang cenderung mengalami kenaikan. Dia meminta Dinkes DIY untuk melakukan survei memastikan varian mana mendominasi di DIY.

Menurut Aji penanganan pasien setiap varian Covid-19 berbeda.

"Kalau Delta harus segera diobati, kalau Omicron kan bisa sembuh sendiri," katanya.

Aji menduga kenaikan kasus positif di DIY karena pembatasan yang telah dilonggarkan di sejumlah kegiatan. Seperti di destinasi wisata, pertunjukkan, dan rapat besar juga sudah diperbolehkan.

"Tentu ada pertimbangan lain bukan hanya pertimbangan kesehatan, tetapi pertimbangan secara ekonomi," ucapnya.

Dengan kenaikan kasus ini Aji meminta kepada masyarakat agar kembali memperketat protokol kesehatan. Selain itu pengelola wisata dan tempat perbelanjaan seperti mal harus kembali menerapkan pedulilindungi.

"Lebih baik dilakukan (prokes, dan peduli lindungi) walaupun corona itu turun. Dengan pola bersih penyakit lain juga jarang mengenai kita," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beberapa Daerah Larang Study Tour, PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang Study Tour, PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com