YOGYAKARTA, KOMPAS.com - DPRD Kota Yogyakarta beberapa waktu lalu memberikan beberapa masukan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terkait Pedagang Kaki Lima (PKL) Malioboro.
Jika masukannya tidak dipenuhi, DPRD Kota Yogyakarta mengancam akan memberikan rekomendasi agar PKL kembali ke lokasi semula yakni di kawasan Pedestrian atau Trotoar Malioboro.
Terkait hal tersebut, PKL Maliboro pun terpecah suaranya. Dalam hal ini ada sejumlah PKL yang mendukung kembali ke kawasan pedestrian. Sementara itu ada juga PKL yang setuju direlokasi dan akan tetap bertahan lokasi yang baru.
Salah satu PKL Malioboro, Upik Supriyati mengatakan dirinya direlokasi ke Teras Malioboro (TM) 2. Teras Malioboro 2 terletak di Utara Gedung DPRD DIY.
Menurutnya, sejak dipindah ke Teras Malioboro 2 dagangannya menjadi tidak laku. Dia menilai hal tersebut karena lokasinya yang tidak strategis. Berbeda dengan PKL yang mendapatkan lokasi strategis yang dagangannya tetap laku.
"Kalau yang di TM 2 itu banyak yang mengeluh, karena tempat seperti di Timur belakang, pojok-pojok itu enggak laku," katanya saat dihubungi, Jumat (22/7/2022).
Baca juga: DPRD Kota Yogyakarta Ancam Rekomendasikan PKL Malioboro Kembali ke Trotoar, Ini Respons Pemda DIY
Akibatnya, PKL yang menempati lokasi-lokasi tidak strategis itu memilih untuk tidak berdagang di kawasan TM 2 Malioboro. Bahkan, banyak dari mereka yang memilih untuk menjadi pedagang asongan.
"Ada yang ngasong, ganti jualan buah-buahan," katanya.
Selama pindah menurut dia tidak ada tanda atau petunjuk di lokasi pedestrian bahwa PKL yang menempati pedestrian pindah di Teras Malioboro 2.
"PKL pindah di teras dua atau satu selama saya amati tidak ada. Yang ada cuma pelang kalau ini Teras Malioboro satu ini dua, itu saja. Untuk tanda arah PKL ini pindah kemana blm ada," katanya.
Selain itu di Teras Malioboro 2 juga tidak ada petunjuk arah. Baik petunjuk untuk kawasan suvenir, kuliner dan oleh-oleh.
"Kondisi saya dapat di tengah sepi, berapa hari diblong nggak laku. Kalau teman-teman dalam hati kecil ingin kembali ke pedestrian," ujarnya.
Sementara itu Ketua Paguyuban PKL Malioboro hingga Ahmad Yani (Pelmani) Slamet Santoso mengungkapkan pengembalian PKL ke zona pedestrian adalah hal yang mustahil.
"Anggota dewan kan hanya memberikan masukan-masukan, tapi eksekusinya di pihak eksekutif. Saya kira nggak mungkin, nanti berbenturan aturan-aturan," ucapnya.
Ia menambahkan jika PKL kembali ke kawasan pedestrian maka PKL akan berbenturan dengan pihak-pihak pemilik toko. Mengingat kawasan pedestrian yang digunakan oleh PKL adalah milik toko.